dc.description.abstract | Pada umumnya, manusia menyadari bahwa kematian adalah realitas yang pasti terjadi dalam hidupnya. Akan tetapi, pada saat yang sama realitas kematian juga menimbulkan pertanyaan lain yang ditanyakan oleh manusia (khususnya para filsuf), yaitu apakah masih ada kehidupan setelah kematian (is there an afterlife). Pertanyaan ini, menurut Charles Taliaferro, semakin mendapatkan perhatian serius dalam bidang filsafat agama. Beberapa filsuf tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian karena mereka memegang filsafat fisikal-isme; sebuah pandangan yang mengatakan bahwa manusia hanyalah sebuah entitas fisik semata. Ketika manusia mati, tubuhnya akan hancur perlahan-lahan sehingga tidak ada kehidupan setelah kematian.
Menurut John H. Whittaker, kalangan umat beragama juga menanyakan pertanyaan yang sama dan beliau menyimpulkan bahwa pada umumnya kalangan umat beragama percaya adanya kehidupan setelah kematian. Penulis sebagai orang Kristen juga percaya adanya kehidupan setelah kematian, sebagaimana Alkitab mengajarkannya (Ibr. 9:27; Yoh. 11:25-26; Luk. 23:42-43). Oleh sebab itu, artikel ini ditulis untuk merespons pandangan fisikalisme, agar para penganut-nya memikirkan ulang posisi mereka tentang kehidupan setelah kematian. Pertama, penulis akan menunjukkan alasan mengapa adalah masuk akal untuk memercayai kehidupan setelah kematian. Kedua, penulis akan memaparkan argumen-argumen yang menunjukkan adanya kehidupan setelah kematian. Terakhir, penulis akan memberikan kesimpulan dan implikasi adanya kehidupan setelah kematian baik bagi penganut fisikalisme dan orang Kristen. | en_US |