Relevansi Konsep Spiritualitas Calvin dalam Konteks Masa Kini
Abstract
Di dalam perjalanan menghadapi berbagai tantangan zaman, gereja masa kini perlu melihat catatan lintasan sejarah gereja sebagai harta yang penting bagi pergumulan kehidupan orang Kristen. Karena itu gereja harus terus memikirkan usaha untuk mempelajari dan menggali makna yang terdalam dari sejarah tersebut, sehingga bisa mendapatkan motivasi yang kuat dalam segala bentuk perjuangannya. Salah satu bidang esensial yang digumulkan oleh gereja dalam sejarahnya adalah berkenaan dengan problematika spiritualitas. Bidang ini jelas bukan hanya sekadar suatu bahan pembicaraan masa lampau, tetapi juga suatu pergumulan yang sangat relevan untuk diperhatikan sampai saat ini. Sayangnya, warisan sejarah tentang spiritualitas Kristen kurang mendapat porsi perhatian yang tepat, bahkan tidak jarang justru diabaikan. Gereja lebih melihat keinginan manusia sebagai hal yang mendesak untuk dipuaskan sehingga atas dasar keinginan itulah konsep spiritualitas gereja dirumuskan. Sementara hal-hal yang esensial dalam warisan sejarah gereja justru ditinggalkan dan tidak dipandang sebagai hal berharga yang harus dipertahankan. Inilah fenomena yang tragis dalam kehidupan gereja, suatu hal yang harus segera disikapi dengan serius. Dalam kalangan injili sendiri sering kali juga dijumpai kurangnya pemahaman tentang warisan spiritual yang ada, padahal sejarah mencatat adanya konsep-konsep spiritualitas yang berharga dan teruji di dalam zamannya masing-masing. Salah satu konsep spiritualitas injili yang penting untuk dipelajari adalah yang diajarkan oleh John Calvin. Ia adalah seorang teolog dan gembala jemaat yang mencoba memikirkan konsep-konsep dasar bagi hidup Kristen atau spiritualitas Kristen pada zamannya, di mana pemikirannya telah menjadi harta yang berharga bagi zaman sesudahnya, termasuk masa kini. Artikel ini akan memperkenalkan salah satu prinsip dari konsep spiritualitas Calvin, juga salah satu dari tantangan spiritualitas kekinian yang ada, dan kemudian mencoba untuk menjawab tantangan itu dengan dasar konsep Calvin tersebut.