dc.description.abstract | Peristiwa turunnya Roh Kudus atas orang Samaria--yang umumnya dikenal dengan istilah the Samaritan Pentecost--dicatat oleh Lukas di dalam bukunya yang kedua, yaitu Kisah para Rasul. Di dalam perikop ini, dikisahkan bagaimana Roh Kudus turun atas orang Samaria melalui doa dan penumpangan tangan oleh rasul Petrus dan Yohanes. Namun demikian, perikop ini menimbulkan berbagai pertanyaan -- karena di perikop yang sama pada bagian narasi sebelumnya, dicatat juga bagaimana orang Samaria telah menerima pemberian Injil yang dilakukan Filipus (8:4-13), tetapi mereka belum menerima Roh Kudus sebagaimana umumnya terjadi pada saat orang menjadi percaya (8:16). Mereka baru menerima Roh Kudus setelah rasul Petrus dan Yohanes berdoa dan menumpangkan tangan atas mereka (8:1-7). Narasi ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang membawa kepada berbagai penafsiran dan implikasi yang berbeda mengenai relasi antara conversion-initiation process -- proses pertobatan dan turunnya Roh Kudus. Pertama, apakah narasi turunnya Roh Kudus atas orang Samaria ini dapat ditafsirkan secara normatif atau exceptional (yaitu, tidak sesuai dengan pola yang umum?). Kedua, jikalau peristiwa turunnya Roh Kudus atas orang Samaria ini adalah sesuatu yang exceptional, apa yang menyebabkan penundaan turunnya Roh Kudus atas orang Samaria? Ketiga, apa relasi antara doa, penumpangan tangan dan jabatan rasuli dengan turunnya Roh Kudus atas orang Samaria? Keempat, apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Lukas melalui narasi ini? Makalah eksegesis ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kaitannya dengan apa sesungguhnya yang menjadi maksud teologis di balik narasi Lukas ini. | en_US |