dc.description.abstract | Pada semester ini, penulis bersyukur mendapatkan kesempatan dan kepercayaan mendampingi seorang teman pria berinisial K untuk menghadapi persoalan lukan batinnya. Perjalanan bersama K selama beberapa minggu menghantarkan penulis pada sebuah gambaran besar mengenai penyebab terjadinya luka-luka dalam diri K. Gambaran besar tersebut merupakan rangkuman dari seluruh pengalaman kelam di masa lalu K yang mengarah pada satu titik puncak serupa, yaitu penganiayaan emosioanal. K tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang tidak memberikan ruang bagi perkembangan emosionalnya. Di sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya, K pun tidak berkesempatan mendapatkan ruang yang sama. Lebih dari itu, perjalanan kehidupan K banyak diwarnai perlakuan dan perkataan buruk dari berbagai pihak, terutama orang tua dan teman-teman sekolahnya. Akhirnya, kehidupan emosional K menjadi tidak terarah, perkembangannya seakan terhambat, dan diri K seolah tidak memiliki pilihan lain selain bertahan hidup dalam keadaan emosi teraniaya. Untuk dapat menolong K secara efektif, penulis memutuskan mengangkat topik penganiayaan emosional dalam tulisan paper ini. Besar harapan penulis, selain dapat menjadi berkat bagi K, tulisan sederhana ini kiranya juga dapat menjadi berkat bagi setiap pihak yang membacanya. | en_US |