Kesatuan Tubuh Kristus Yang Terpecah-Pecah: Memahami Konsep Gereja Yang Am Dalam Menyikapi Perbedaan Pemahaman Mengenai Sakramen Perjamuan Kudus
Abstract
Gagasan yang menyatakan bahwa gereja merupakan suatu kesatuan tubuh Kristus merupakan salah satu gagasan yang cukup akrab di kalangan orang Kristen. Gagasan ini menunjukkan bahwa sebagaimana orang Kristen yang percaya adalah satu dengan Kristus, maka setiap mereka juga patut menjadi satu dengan orang percaya lainnya. Kesatuan yang dimiliki oleh gereja ini diikrarkan melalui Pengakuan Iman Rasuli yang salah satu poinnya berbunyi, “Aku percaya kepada … gereja yang kudus dan Am…” dan terus menjadi peringatan melalui Sakramen Perjamuan Kudus yang melambangkan adanya kesatuan antar sesama orang percaya dalam satu meja perjamuan bersama dengan Allah. Namun, rupanya pengikraran Pengakuan Iman Rasuli dan pelaksanaan Perjamuan Kudus tidak menjamin terciptanya kesatuan yang harmonis antar orang percaya di dalam gereja, baik secara lokal maupun universal. Salah satu ironi yang diangkat dalam tulisan ini adalah mengenai perdebatan yang dialami oleh gereja mengenai frekuensi pelaksanaan Sakramen Perjamuan Kudus. Sakramen yang mengandung makna kesatuan antar orang percaya malahan menjadi sakramen yang mengundang perdebatan dan bahkan perpecahan di tengah gereja. Makalah ini ditulis untuk menyikapi perbedaan pemahaman tersebut, dengan menyediakan suatu pemaknaan yang tepat terhadap konsep Gereja yang Am dan Sakramen Perjamuan Kudus. Apabila pemaknaan terhadap kedua hal ini dipahami dengan tepat, maka perbedaan pemahaman yang ada tidak akan memicu perdebatan yang berujung pada perpecahan.