dc.description.abstract | Pada masa kini, kesadaran terhadap pentingnya kepemimpinan terus bertumbuh. Demikian juga Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pekanbaru menyadari akan pentingnya kepemimpinan rohani dari para pemimpinnya. GKI Pekanbaru memerlukan pemimpin-pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan rohani kepada anggota-anggota jemaat dan simpatisannya. Persoalan-persoalan kepemimpinan yang terjadi di GKI Pekanbaru tidak terlepas dari tidak adanya program pembinaan kepemimpinan rohani awam yang konsisten dan sistematis. Sebagai akibatnya, GKI Pekanbaru mengalami kesulitan dalam pemilihan majelis dan perekrutan para calon pemimpin baru.
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa kepemimpinan rohani model Ignatius yang dikembangkan melalui Latihan-latihan Rohani Ignatius Loyola dapat menjadi model kepemimpinan yang cukup relevan untuk diterapkan dalam kepemimpinan rohani awam Gereja, khususnya GKI Pekanbaru. Alasannya adalah Model kepemimpinan rohani Ignatius dikembangkan dari hasil Latihan-latihan Rohani Ignatius tidak difokuskan untuk pembelajaran Alkitab atau teologi tetapi berdoa dengan menggunakan meditasi, kontemplasi dan eksamen. Buah dari latihan-latihan Rohani tersebut menghasilkan orang-orang yang dapat menaklukkan diri dan mengatur hidup begitu rupa hingga tak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur mana pun juga, menciptakan kerendahan hati agar dapat membuat pilihan yang baik, yaitu dengan sadar memilih taat kepada Tuhan dan untuk menyerupai Kristus serta memuliakan Dia, serta membantu orang yang berlatih untuk mengadakan discernment spirits (pembedaan roh-roh). Selain itu, latihan-latihan Rohani tersebut juga membentuk pemimpin rohani yang dibangun di atas prinsip kesadaran diri, Ingenuity kasih dan tindakan heroik. | en_US |