dc.contributor.author | Hioe, Yofan | |
dc.date.accessioned | 2023-05-24T01:46:58Z | |
dc.date.available | 2023-05-24T01:46:58Z | |
dc.date.issued | 2023 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1582 | |
dc.description.abstract | Kehidupan rohani orang Kristen tidak hanya berbicara ketika ia berada di dalam gereja tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari yang dijalaninya. Melalui Hari Tuhan yang ada di dalam Zefanya 1, Allah menyatakan bahwa Ia tidak berkenan terhadap sinkretisme. Di dalam penelitian terhadap konteks sosial yang ada waktu itu, kita menemukan bahwa Allah tidak berkenan ketika Israel beribadah kepada Allah namun sekaligus menyembah dewa-dewa lain sekalipun penyembahan tersebut tidak di akukan di dalam Bait Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menuntut penyembahan eksklusif hanya kepada-Nya baik dalam ibadah rutin maupun dalam kehidupan sehari hari. Penyembahan eksklusif di sini menunjukkan bahwa bentuk sinkretisme di dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu dosa di hadapan Allah. Semua aspek hidup orang percaya harus secara eksklusif hanya menyembah kepada Allah. | en_US |
dc.publisher | Consilium : Jurnal Teologi dan Pelayanan 26 | en_US |
dc.subject | Hari Tuhan | en_US |
dc.subject | Zefanya | en_US |
dc.subject | Ibadah Kristen Masa Kini | en_US |
dc.title | Signifikansi dari Konsep “Hari Tuhan” dalam Kitab Zefanya 1 dan Implikasinya terhadap Praktik Ibadah Kristen Masa Kini | en_US |
dc.type | Article | en_US |