Setia Kepada Kristus Dalam Doktrin Dan Praktik: Penangkal Ajaran Palsu
Abstract
Surat Kolose dikirim Paulus dari penjara karena dua alasan: pertama, Epafras, teman sekerja Paulus mengunjunginya dan menyampaikan situasi jemaat di Kolose yang sedang diserang oleh ajaran sesat (2:4), semacam gnostisisme. Kedua, Paulus memang belum pernah bertemu dengan jemaat Kolose karena itu dalam 1:24-2:5, ia memperkenalkan diri. Di dalam perkenalan itu, Paulus menyatakan apa isi Injil. Ini dilakukannya untuk membasmi ajaran sesat yang sedang mengganggu. Atas dasar Injil itu pula, Paulus mengingatkan untuk terus loyal kepada Kristus dan meneladani Kristus. Bagian 2:6-7 ini berisi nasihat Paulus untuk setia kepada Kristus. Di sinilah pusat surat Kolose. Kedua ayat ini berada dalam bingkai dua partikel ouv (ay. 6 dan 15).5 Dua tanda retorika ini menyatukan ayat 6-15, selain itu kesatuan ayat 6-15 dinyatakan pula oleh isinya. Dari sisi isinya, kedua ayat ini berperan sebagai engsel yang menyimpulkan apa yang telah dikemukakan Paulus sebelumnya (1:24-2:5); selanjutnya engsel ini menjadi tumpuan tentang apa yang hendak disampaikan kemudian. Inti kedua ayat ini adalah Kristus. Kristus menjadi pusat doktrin yaitu sumber ajaran untuk melawan bidat Kolose dan juga menyajikan cara praktis menghadapi ajaran yang salah. Sumber ajaran dan koreksi Paulus adalah pribadi dan karya Kristus, yaitu tradisi yang telah diperkenalkan oleh Epafras ( ay. 8, bdk. 1 :7) dan diterima (parelabete) oleh jemaat Kolose. Sumber ini berkenaan dengan pokok yang Paulus agungkan dalam 1:15-20 dan yang telah dinyatakan kepada orang Kolose, yaitu misteri (1:27) yang ada ditengah-tengah orang Kolose. Setelah menyatakan sumbernya, Paulus mengemukakan cara praktis menghadapi ajaran yang salah itu dalam bentuk partisip perintah, yaitu tiga kata: errizomenoi (berakar), epoikodomoumenoi (dibangun) dan bebaioumenoi (bertambah teguh ).