dc.contributor.author | Wijaya, Jonathan Cristian | |
dc.date.accessioned | 2021-03-08T07:05:42Z | |
dc.date.available | 2021-03-08T07:05:42Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1050 | |
dc.description.abstract | “Allah adalah kasih,” adalah sebuah frasa yang merupakan pernyataan sederhana yang mendeskripsikan salah satu atribut Allah. Di dalam teologi Kristen, Allah yang Mahakasih dipahami sebagai pribadi yang mengasihi manusia ciptaan-Nya dan memelihara mereka dengan anugerah-Nya yang mulia. Kasih Allah diwujudkan melalui pengampunan yang Allah berikan kepada manusia atas segala kesalahan mereka kepada-Nya. Atribut Allah yang Mahakasih menjadi dasar yang fundamental bagi orang-orang Kristen dan konsep ini tidak bisa dipisahkan dengan pribadi Allah itu sendiri sebagai the author of love yang daripada-Nya kasih itu dapat terwujud. Namun, lain bagi beberapa teolog dan pemikir liberal yang beberapa dari mereka menunjukan sikap skeptisnya terhadap Allah. Beberapa dari mereka berpikir bahwa Allah di dalam Perjanjian Lama (PL) sangat jauh dari natur yang Mahakasih. Bahkan dapat dikatakan Allah dalam PL sangatlah kejam. Pandangan dari kaum liberal tersebut memberikan tantangan bagi orang percaya untuk mempertahankan keyakinan mereka bahwa Allah adalah pribadi yang penuh kasih. | en_US |
dc.publisher | Consilium 22 | en_US |
dc.subject | Genocide -- Biblical teaching. | en_US |
dc.subject | Violence in the Bible. | en_US |
dc.subject | God (Christianity) -- Righteousness -- Biblical teaching. | en_US |
dc.subject | God (Christianity) -- Love -- Biblical teaching. | en_US |
dc.title | Haruslah Kamu Menumpas Mereka Sama Sekali | en_US |
dc.type | Article | en_US |