Tinjauan Teologi Kristen terhadap Konsep Bakti kepada Orang Tua dalam Agama Kong Hu Cu
Abstract
Orang Tionghoa merupakan imigran terbanyak di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010. Kemana pun orang Tionghoa pergi, mereka selalu membawa kepercayaan mereka, demikian juga ketika mereka datang ke Indonesia. Kepercayaan dari orang Tionghoa ada tiga, yaitu Kong Hu Cu, Buddha, dan Tao. Dari tiga kepercayaan ini, kehidupan sehari-hari orang Tionghoa sangat dipengaruhi oleh pengajaran Kong Hu Cu. Orang Tionghoa sangat menjunjung tinggi pengajaran Kong Hu Cu, terutama bakti kepada orang tua.
Semasa hidup orang tua, anak harus berbakti kepada orang tua dengan menghormati, menaati, merawat, dan menasihati orang tua. Anak menunjukkan baktinya kepada orang tua tidak hanya semasa hidup orang tua, tetapi sampai orang tua meninggal. Ketika orang tua meninggal, anak melangsungkan upacara kematian orang tua berdasarkan ritual kematian tradisi Tionghoa. Dengan melakukan ini, anak menunjukkan bakti mereka kepada orang tua.
Orang Tionghoa menganggap orang Kristen tidak berbakti kepada orang tua karena tidak memberikan upacara kematian orang tua dengan hormat. Sebab itu, orang Tionghoa Kristen pun berkompromi iman dengan melakukan ritual kematian, karena tidak mau dikatakan tidak hormat kepada orang tua. Orang Tionghoa Kristen masih dipengaruhi oleh pengajaran bakti kepada orang tua dalam agama Kong Hu Cu dan belum memiliki pemahaman yang benar mengenai bakti kepada orang tua dalam Alkitab.
Karena itu, penulis melakukan penelitian ini dengan pertanyaan, bagaimanakah konsep bakti kepada orang tua, baik dalam agama Kong Hu Cu maupun dalam Alkitab? Dengan mengetahui konsep bakti kepada orang tua dari agama Kong Hu Cu dan Alkitab, orang Tionghoa Kristen dapat memiliki pemahaman yang benar mengenai bakti kepada orang tua dalam Alkitab. Dengan demikian, orang Tionghoa Kristen tidak lagi berkompromi iman dengan melakukan ritual kematian tradisi Tionghoa.