Tinjauan Historis dan Teologis terhadap Elemen Pengakuan Dosa dalam Ibadah dan Implikasinya dalam Ibadah Masa Kini
Abstract
Elemen pengakuan dosa merupakan salah satu elemen yang umum ditemukan dalam ibadah, terutama dalam ibadah Injili maupun Reformed. Namun rupanya praktik ini rentan kurang dipahami maknanya. Miskonsepsi-miskonsepsi dan beberapa keberatan berkembang terkait dengan penggunaan praktik ini di dalam ibadah. Gereja pun seakan tidak memberikan pengajaran dan pemahaman yang tepat kepada jemaat berkaitan dengan penggunaan praktik ini. Akibatnya, jemaat maupun para perancang liturgi memiliki tendensi untuk meremehkan keberadaan dan penggunaan elemen ini di dalam ibadah. Elemen pengakuan dosa, yang menjadi warisan iman dari bapa-bapa gereja serta memiliki nilai teologis yang penting, tidak lagi menjadi sebuah kepentingan, melainkan hanya opsi di dalam ibadah.
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau signifikansi praktik pengakuan dosa dalam ibadah komunal. Melalui tinjauan historis dan teologis, maka jemaat dan para perancang ibadah diharapkan dapat memiliki pemahaman yang tepat mengenai elemen pengakuan dosa dan memaknai penggunaan elemen pengakuan dosa dengan tepat di dalam ibadah. Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa elemen pengakuan dosa merupakan sebuah respons alamiah yang timbul dari hati manusia ketika berhadapan dengan kekudusan Allah dalam ibadah. Selain itu, momen pengakuan dosa menjadi momen rekonsiliasi bagi jemaat, baik dengan Allah, sesama, diri sendiri, maupun ciptaan.
Untuk mencapai hipotesis yang diinginkan, penelitian ini akan meninjau praktik pengakuan dosa dari dua aspek yaitu aspek historis dan aspek teologis. Dengan melihat perkembangan penggunaan praktik pengakuan dosa dalam sejarah liturgi Kristen, serta meninjau doktrin-doktrin yang berkaitan erat dengan elemen ini, maka penelitian ini akan menunjukkan bahwa elemen pengakuan dosa merupakan elemen yang signifikan, baik dalam ibadah, maupun dalam kehidupan orang percaya secara personal dan komunal. Setelah memperhatikan signifikansi yang ada, maka para perancang ibadah dapat memperhatikan dan membuat alur liturgi pengakuan dosa supaya jemaat dapat memaknai elemen ini dengan tepat.