Studi Perbandingan Dasar Pemikiran Berbusana Pada Wanita Menurut Ilmu Tata Busana dan Wawasan Dunia Kristen.
Abstract
Berbusana merupakan kegiatanyang lumrah dilakukan setiap manusiayang memiliki tujuan dan menyimpan makna tersendiri. Dalamberbusana, wanita seringkali terjebak dalam bahaya ketidakpantasan. Maka dari itu, perilaku berbusana perlu dikaji lebih lanjut. Ilmu tata busana memberi banyak pengaruh terhadap perilaku berbusana pada wanita. Pemikiran dan konsep yang ditawarkan ilmu tata busana seringkali menjadi acuan yang mengarahkan perilaku berbusana seorang wanita. Namun, pemikiran ilmu tata busana tidak dapat serta merta diadopsi oleh wanita Kristen karena banyak pandangan ilmu tata busana yang kurang sesuai dengan wawasan dunia Kristen yang bersumber dari iman Kristen. Oleh karena itu perlu ada kajian khusus terhadap pemikiran ilmu tata busana khususnya mengenai perilaku berbusana pada wanita. Kajian ini dilakukan dengan cara membandingkan dasar-dasar pemikiran ilmu tata busana dengan wawasan dunia Kristen.
Penelitian ini membandingkan persamaan dan perbedaan pandangan kedua disiplin ilmu berkaitan dengan perilaku berbusana pada wanita. Perbandingan ini akan dikaji melalui tiga hal, meliputi fokus dari konsep, tujuan konsep dan orientasi hidup. Penulis memilih ketiga hal ini sebagai bahan kajian untuk menilai dan memperbandingkan konsep body image dan konsep berbusana dari ilmu tata busana dengan konsep imago Dei dan konsep Christian modesty dari wawasan dunia Kristen.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dasar pemikiran berbusana ilmu tata busana dan wawasan dunia Kristen memiliki sedikit persamaan dan banyak perbedaan. Ilmu tata busana dan wawasan dunia Kristen memaparkan tujuan-tujuan berbusana yang sama, meliputi tujuan perlindungan, kesopanan, dan komunikasi. Perbedaan dalam membangun perilaku berbusana pada wanita dari kedua ilmu, terletak pada dasar pemikiran dan konsep-konsep yang diyakini. Ilmu tata busana mendasari pemikiran dan konsepnya dengan manusia sebagai subjek yang perlu disenangkan dan dipuaskan, sehingga pemikiran-pemikiran yang dibangun sangat humanis dan meninggikan manusia (wanita). Ilmu tata busana mengokohkan konsepnya semata-mata demi kebahagiaan dan kepuaan wanita. Berbeda dengan ilmu tata busana, wawasan dunia Kristen melandasi konsepnya berdasarkan kehendak Allah, sehingga subjek yang perlu disenangkan dan ditinggikan di dalam perilaku berbusana seorang wanita, adalah Allah, Sang Inisiator pakaian itu sendiri. Karena Allah yang perlu ditinggikan di dalam aktivitas berbusana, maka wawasan dunia Kristen membangun konsep berbusana berdasarkan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.