Show simple item record

dc.contributor.advisorTanudjadja, Rahmiati
dc.contributor.authorSimbolon, Theresa Naomima
dc.date.accessioned2020-10-21T01:47:21Z
dc.date.available2020-10-21T01:47:21Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/944
dc.description.abstractKesibukan sudah bukan lagi menjadi gaya hidup yang asing pada masa kini. Di era globalisasi ini, setiap orang, tidak peduli apakah anak-anak ataupun orang dewasa, berada dalam fase hidup yang penuh ketergesa-gesaan dan dipenuhi dengan serentetan aktivitas yang hams diselesaikan dengan cepat. Di dalam ritme kehidupan yang serba cepat, ada banyak orang mengalami dampak negatif dalam segi spiritualitas mereka. Berbagai orang dari segala jenis profesi setuju bahwa di dalam kesibukan, spiritualitas seringkali akhimya mengalami penuranan. Fenomena ini pada dasamya mengimplikasikan dua hal. Pertama, kehidupan spiritualitas dan aktivitas sehari-hari merupakan dua hal yang sulit untuk dibuat berjalan beriringan secara seimbang. Akan ada ketimpangan dari salah satu di antaranya. Kedua, mayoritas orang masih menganggap aktivitas sehari-hari dan spiritualitas mempakan dua hal yang terpisah dan tidak dapat disatukan. Akibatnya, terdapat anggapan-anggapan bahwa bekerja lebih sekuler dari pada berdoa, ataupun pergi ke gereja mempakan hal yang lebih sakral dari pada pergi ke tempat hiburan. Keterpisahan yang terjadi seperti ini akan sangat menghambat pertumbuhan kerohanian seseorang. Di era yang serba cepat dan sibuk, aktivitas sehari-hari dan spiritualitas seseorang adalah dua hal yang dapat direkonsiliasi. Adapun Ignatius dari Loyola, memiliki perhatian yang sama dengan apa yang terjadi pada konteks masa kini. Dalam spiritualitasnya, ia mengarahkan pembacanya untuk dapat memiliki hidup yang terintegrasi di hadapan Tuhan. Hal ini dibangun dari pemahamarmya akan Allah yang Mahahadir sehingga dalam segala tempat dan suasana, seseorang dapat tetap bertumbuh di dalam Kristus. la pun mencetuskan suatu dasar spiritualitasnya, yaitu menemukan Tuhan dalam segala hal (finding God in all things), yang kemudian diwujudkan dalam salah satu praktik spiritualitasnya yaitu, berkontemplasi dalam kehidupan sehari-hari (contemplative in action). Ignatius dari Loyola merupakan seorang berkebangsaan Spanyol yang ingin membagikan pengalaman hidupnya dengan Allah agar setiap orang percaya dapat memuliakan Allah lewat seluruh hidupnya.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAATen_US
dc.subjectIgnatius, of Loyola, Saint, 1491-1556.
dc.subjectSpiritual exercises.
dc.titleTinjauan Terhadap Pemahaman dan Praktik Spiritualitas Ignatius Berdasarkan Alkitaben_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2322015701
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20141411418


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record