dc.description.abstract | Setiap orang percaya dipanggil untuk menjalankan misi Allah, menjadikan segala bangsa murid Kristus. Allah rindu agar segala bangsa dapat mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu, Injil hams diberitakan dan dimengerti oleh segala bangsa. Ketika memberitakan Injil lintas budaya, pekabar Injil perlu menyadari adanya jurang budaya dan diperlukan kontekstualisasi sehingga berita Injil dapat dimengerti. ''
Musik mempakan salah satu media yang efektif di dalam pekabaran Injil. Musik memiliki kekuatan yang menjadikan pesan Injil dapat dimengerti lebih dalam. Namun sayangnya seringkali para pekabar Injil salah kaprah di dalam memandang penggunaan musik di dalam pekabaran Injil. Musik dianggap sebagai bahasa universal, padahal musik selalu berkaitan dengan budaya tertentu akibatnya musik belum menjadi alat yang efektif bagi pekabaran Injil. Penulis melihat bahwa diperlukan nyanyian jemaat yang kontekstual dan relevan di dalam pekabaran Injil.
Oleh sebab itu, di dalam penelitian ini, penulis mencoba memaparkan nyanyian jemaat seperti apa yang kontekstual dan relevan bagi pekabaran Injil, dan bagaimana cara memperolehnya. Melalui penelitian secara kepustakaan, penulis memmuskan konsep nyanyian jemaat yang kontekstual dan relevan, langkah-langkah mengintegrasikan budaya lokal ke dalam nyanyian jemaat dan contoh-eontoh nyanyian jemaat yang kontekstual bagi pekabaran Injil. | en_US |