dc.description.abstract | Gereja-gereja menghadapi pertanyaan seputar relevansi praktik pelayanan paduan suara dalam ibadah Kristen. Eksistensi pelayanan paduan suara gereja mendapat tantangan serius. D1 banyak tempat kegiatan paduan suara gereja sudah mulai dihentikan, sementara di beberapa tempat yang lain sudah mulai dikurangi. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa praktik pelayanan paduan suara masih dibutuhkan dalam ibadah-ibadah Kristen serta bermanfaat untuk pertumbuhan kerohanian jemaat adalah dengan mengadakan penelitian yang dapat membuktikan bahwa praktik pelayanan paduan suara relevan dengan firman Tuhan, dalam hal ini dengan Kolose 3:16.
Dari penelitian kepustakaan ini terbukti bahwa praktik pelayanan paduan suara adalah relevan dan menjadi media pengajaran firman Allah kepada jemaat di dalam ibadah. Tujuan utamanya adalah agar firman Allah dalam bentuk pengajaran, nasihat, dan tegiiran dapat tinggal di dalam hati setiap jemaat secara individu dan komunitas. Paduan suara dapat menjadi alat pengajaran, juga menegur dan menasihati jemaat melalui repertoar lagu paduan suara yang mengacu pada Mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani. Agar paduan suara dapat menjadi alat yang efektif, paduan suara harus memiliki keunggulan kualitas paduan suara, yaitu bersuara merdu, ekspresif, serta komunikatif, supaya pesan firman dan pengajaran, atau pun nasihat dan kesaksian yang dinyanyikan dapat masuk ke dalam pikiran serta hati umat Allah.
Lagu yang akan dinyanyikan harus dipilih sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan jemaat serta konteks ibadah. Teks lagu harus memiliki kekuatan teologis serta kekuatan liris, kemudian seluruh lagu secara utuh harus memiliki kekuatan musikal. Sikap baik dan penuh anugerah juga harus dimiliki oleh anggota paduan suara maupun dirigen sebagai pembawa berita, karena sikap dan tindakan dapat disaksikan oleh jemaat dapat memengaruhi penerimaan jemaat akan isi lagu yang dinyanyikan. | en_US |