dc.description.abstract | Suku Sunda adalah suku terbesar kedua yang ada di Indonesia. Kebanyakan suku Sunda tinggal di daerah Jawa Barat. Suku Sunda terkenal sebagai suku yang ramah dan memiliki ciri khas dalam karakter mereka yang disebut kasundaan yang dianggap sebagai jalan hidup yang terbaik. Karakter itu adalah cageur (sehat), bageur (baik), beneur (benar), singeur (mawas diri/instropeksi), dan pinteur (pinter/pandai). Suku Sunda juga memiliki tiga filosofi hidup yang mencerminkan karakter kasundaan yaitu silih asah, silih asih, dan silih asuh. Suku Sunda mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain, seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Suku Sunda memang terkenal ramah, tetapi mereka tidak serta-merta dapat dengan mudah menerima Injil. Agama Islam begitu melekat di dalam suku Sunda. Hal ini terbukti dengan data yang disampaikan dalam situs Joshua Project bahwa mayoritas suku Sunda beragama Islam dan kekristenan di suku Sunda kurang dari 1 % yaitu 0,46 % saja.
Penelitian ini diajukan untuk menjawab beberapa pertanyaan utama. Pertama, apa yang menjadi dasar dari kebudayaan Sunda? Kedua, usaha penginjilan apa saja yang telah dilakukan bagi suku Sunda? Ketiga, apa kelebihan dan kekurangan dari usaha yang telah dilakukan tersebut? Melalui penelitian ini, penulis melihat bahwa Injil harusnya dapat diterima oleh suku Sunda tanpa takut kehilangan komunitasnya asalkan dengan menggunakan model dan metode penginjilan yang sesuai dengan suku Sunda dan alktitabiah. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, analitis, dan sintesis. Usaha penginjilan yang telah dan sedang dikerjakan kepada suku Sunda menunjukan bahwa ada beberapa usaha yang diidentifikasikan sebagai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Melalui indentifikasi ini diharapkan usaha penginjilan kepada suku Sunda akan menjadi lebih relevan lagi di masa yang akan datang dan menjawab kebutuhan suku Sunda akan identitas dan komunitasnya ketika orang Sunda menjadi percaya kepada Kristus. | en_US |