• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item

    Tinjauan terhadap Konsep Ciptaan Baru menurut N.T. Wright dan Implikasinya bagi Praksis Hidup Kaum Injili dalam Ruang Publik di Indonesia

    Thumbnail
    View/Open
    Bab 1 (4.179Mb)
    Bab 2 (837.2Kb)
    Bab 3 (818.5Kb)
    Bab 4 (773.1Kb)
    Bab 5 (602.8Kb)
    Date
    2018
    Author
    Febrianto
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Indonesia adalah bangsa yang multikultural, terdiri dari berbagai macam suku, etnis, dan agama. Identitas multikultural ini diwadahi oleh Pancasila sebagai agama publik atau ideologi negara yang tidak mengakui sekularisme ataupun fundamentalisme. Dengan kata lain, ideologi ini memungkinkan setiap agama punya kesempatan yang sama untuk tampil dan berkontribusi di ruang publik tanpa tekanan ataupun dominasi tertentu. Namun, sejarah telah menunjukkan goresan kelam dari konflik yang mengatasnamakan agama di negeri ini. Konflik antar agama yang bercampur dengan politik identitas sudah mewarnai ruang publik Indonesia selama beberapa dekade belakangan. Menyikapi hal ini, sebagian orang Kristen di Indonesia ada yang memilih jalan dialog untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan. Namun, dialog ini hanya sebatas mencari pengertian bersama dan tidak ada niatan untuk menunjukkan kesaksian Kristen di tengah bangsa. Sebaliknya, kaum injili di Indonesia masih cenderung menarik diri dari ruang publik. Selain itu, belum banyak juga teologi publik yang dikembangkan untuk menjadi dasar praksis orang injili dalam ruang publik di Indonesia. Penulis melihat konsep ciptaan baru menurut N.T. Wright dapat menjadi dasar praksis kaum injili Indonesia. Wright memandang bahwa narasi kematian dan kebangkitan Kristus adalah narasi publik yang menunjukkan dirinya sebagai metanarasi yang mampu menjawab rintihan-rintihan manusia dan bahkan dunia. Dengan kata lain, orang percaya adalah agen-agen kerajaan Allah yang menghidupi vokasi ciptaan baru untuk menghadirkan surga di bumi. Setiap kehidupan orang percaya sedang memerankan adegan dalam narasi publik Allah ini, sehingga eksistensi orang percaya dalam bentuk apapun sedang menegaskan kerajaan Allah yang sudah datang ke dalam dunia. Penulis melihat setidaknya ada tiga area di mana praksis ini bisa dinyatakan, yakni dimensi multikulturalisme, dimensi politik, dan dimensi sosial. Namun, apa yang orang percaya lakukan bagi kerajaan Allah di dunia tetap bergantung sepenuhnya kepada inisiatif Allah yang sudah terlebih dahulu memberikan kuasa-Nya dalam diri orang percaya melalui Roh Kudus.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/619
    Collections
    • S.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT