dc.contributor.author | Alinurdin, David | |
dc.date.accessioned | 2019-05-16T01:48:37Z | |
dc.date.available | 2019-05-16T01:48:37Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.issn | 1411-7649 | |
dc.identifier.uri | https://doi.org/10.36421/veritas.v17i1.302 | |
dc.description.abstract | Bagaimana Allah membenarkan orang-orang percaya di dalam proses keselamatan masih menjadi perdebatan di dalam kekristenan. Ada golongan yang berpandangan tindakan pembenaran Allah bersifat forensik dengan mengimputasikan kebenaran Kristus kepada seorang percaya sehingga ia mendapatkan status benar di hadapan Allah. Ada pula yang berpandangan pembenaran Allah itu bersifat moral dan transformatif dengan mengimpartasikan kebenaran Kristus di dalam diri orang percaya. Dan belakangan ini muncul pandangan New Perspective on Paul (NPP) yang merombak konsep pembenaran Allah tidak lagi bersifat forensik maupun etis, melainkan bersifat eklesiologis dengan memasukkan orang percaya di dalam komunitas umat Allah. Tulisan ini mengupas beberapa perikop kunci dari surat Paulus kepada jemaat di Roma guna memperlihatkan bahwa konsep kebenaran Allah dan karya pembenaran-Nya yang dipahami Paulus bersifat menyeluruh mencakup ketiga aspek tersebut. | en_US |
dc.publisher | Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 17 No.1 | |
dc.subject | Paul, the Apostle, Saint; | en_US |
dc.subject | God -- Righteousness -- Biblical teaching. | en_US |
dc.subject | Justification (Christian theology) -- Biblical teaching | en_US |
dc.title | Konsep Kebenaran Allah Menurut Rasul Paulus di dalam Surat Roma | en_US |
dc.type | Article | en_US |