Reformasi, Teologi dan Kehidupan Sehari-Hari : Ajaran Calvin dan Konsistori di Geneva tentang Pernikahan
Abstract
Setiap kali kita membicarakan Reformasi yang terjadi pada abad keenam belas, sering kali perhatian kita hanya tertuju pada formulasiformulasi teologis dengan segala pernik-perniknya serta kompleksitas pemahaman dogmatika dari para reformator. Pandangan seperti ini menyebabkan kita lupa bahwa Reformasi itu sendiri terjadi karena para reformator berupaya untuk memaparkan pemikiran teologis mereka dengan tujuan agar jemaat umum bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. … Melalui tulisan ini penulis berupaya untuk memaparkan bagaimana Calvin menerapkan pandangan reformasi mengenai pernikahan, baik dari sudut pandang teologis, aturan tata gereja Geneva dan dalam praktek seharihari. Penelitian ini dipusatkan pada masa dekade pertama sejak Calvin menerbitkan edisi pertama Institutio pada tahun 1536 sampai pada penerbitan Peraturan Tata Cara Pernikahan yang dikeluarkan oleh para pemimpin di Geneva pada tahun 1547. Dekade pertama ini memiliki peran penting dalam sejarah Reformasi di Geneva, sebab pada masa ini ajaran Reformasi dari Calvin berada pada masa ujian untuk meneguhkan dasardasar pemikiran teologisnya; pada saat yang sama juga mengubah cara berpikir jemaat dari cara lama yang berdasarkan ajaran gereja dan kepausan yang berpusat di Roma dengan segala penekanannya tentang sakramen yang dicampur dengan ajaran mistis dan penuh takhyul. Dari hasil penelitian ini penulis berharap agar para pembaca bisa melihat bahwa upaya yang dilakukan oleh Calvin untuk menerapkan teologi Reformasi dalam kehidupan jemaatnya tidaklah mengalami jalan yang mudah. Di satu sisi Calvin harus berdiri di atas ajaran Alkitab dan menyampaikan ajaran Alkitab ini bagi jemaatnya. Di sisi lain, jemaat yang pada umumnya belum terpelajar dan cara berpikirnya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat yang dibentuk oleh gereja di Roma dengan segala pemikiran takhyul dari abad pertengahan, masih sulit berubah apa lagi dalam hal pernikahan. Dari catatan konsistori Geneva yang penulis akan ketengahkan di sini, pembaca dapat melihat bagaimana orang-orang di Geneva menghadapi problema pernikahan mereka, dan bagaimana Calvin serta para pendeta lainnya menerapkan ajaran Reformasi mereka.