dc.description.abstract | Ibadah kontemporer adalah suatu bentuk ibadah yang berasal dari gerakan Pentakosta dan Karismatik. Liturgi yang sederhana dan mengalir (free-flowing), penggunaan musik dan lagu yang populer, suasana sukacita dan kebebasan jemaat untuk berekspresi merupakan ciri khas dari ibadah kontemporer. Lahirnya ibadah kontemporer adalah untuk menjangkau orang-orang yang ada di tiap zamannya, baik zaman di mana ibadah kontemporer ini lahir dan berkembang, maupun zaman sekarang. Tujuan implisit lainnya adalah menjadi sarana penginjilan bagi orang-orang yang belum percaya.
Ibadah kontemporer mengalami perkembangan yang pesat karena banyak diadaptasi ataupun diadopsi oleh kalangan di luar Pentakosta dan Karismatik. Hal ini disebabkan karena ibadah kontemporer mudah diterima oleh orang-orang yang hidup di tiap zamannya. Selain kalangan yang menerima, muncul juga kalangan tertentu yang menentang serta menolak secara ekstrem ibadah ini. Kalangan yang kontra menuduh ibadah kontemporer sebagai ibadah yang sekuler, hanya berorientasi kepada manusia, tidak lagi berfokus kepada Allah. Dengan demikian, timbullah dua golongan sebagai respons terhadap ibadah kontemporer, yaitu golongan yang pro dan golongan yang kontra.
Alkitab banyak mengajarkan tentang prinsip-prinsip yang sangat penting di dalam ibadah Kristen, misalnya terdapat di dalam Mazmur 95 dan Wahyu 4-5. Prinsip yang paling penting adalah ibadah harus tetap berfokus kepada Allah sebagai subjek dan objek dari penyembahan. Seluruh unsur di dalam ibadah Kristen merupakan suatu persembahan kepada Allah, sebagai ucapan syukur kepada Allah. Puji-pujian, doa, serta ekspresi tubuh maupun emosi yang diungkapkan di dalam ibadah, dilandasi oleh sikap hati yang takut akan Allah serta menghormati Allah. Ibadah yang berkenan kepada Allah juga ditandai dengan kerendahan hati untuk mau mendengarkan serta melakukan firman Allah yang disampaikan dalam bentuk khotbah di dalam ibadah. Ibadah yang God-centered, yang berpusat kepada Allah, adalah ibadah yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan jemaat sebagai penyembah, tetapi yang terutama, adalah ibadah yang meninggikan Allah sebagai fokus utama di dalam ibadah Kristen.
Prinsip-prinsip ibadah yang diajarkan Alkitab senantiasa menjadi landasan bagi praktik ibadah Kristen di sepanjang zaman, khususnya bagi praktik ibadah kontemporer. Secara subjektif, ibadah kontemporer memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangan yang sudah seharusnya kembali kepada firman Tuhan agar supaya ibadah kontemporer pun, tetap menjadi bentuk ibadah yang God-centered, menjadikan Allah sebagai pusat penyembahan. | en_US |