Apologetika Kristen Terhadap Klaim Ateis Baru Mengenai Masalah Kejahatan dengan Eksistensi Allah dan Agama adalah Kejahatan.
Abstract
Kaum Ateis Baru begitu gencar menyerang semua agama, secara khusus agama-agama monoteisme. Kekristenan adalah salah satu sasaran serangan dari Ateis Baru. Masalah yang cukup pelik yang mereka angkat sebagai senjata adalah masalah kejahatan. Masalah kejahatan memang bukan hal yang baru. Tiga argumen umum dari masalah kejahatan adalah argumen logika, evidensial dan kejahatan tak beralasan. Ateis Baru tidak secara langsung menggunakan tiga argumen tersebut. Tiga argumen tersebut tercampur dalam semua argument-argumen yang mereka berikan. Dengan semua argumen tersebut mereka menolak keberadaan Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik.
Kekristenan yang percaya kepada Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik perlu menjawab masalah kejahatan ini untuk membuktikan kepercayaan Kristen tidak salah. Sebenarnya masalah kejahatan tidak dapat meniadakan eksistensi Allah, masalah kejahatan hanya dapat mengusik satu dari tiga atribut kemahaan Allah. Oleh karena itu, kekristenan perlu memberikan pembelaan dan penjelasan untuk mempertahankan ketiga atribut kemahaan Allah tersebut. Secara ringkas Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahabaik tidak memberikan kejahatan, kejahatan adalah hasil dari kehendak bebas manusia dan hukum alam. Tetapi Allah memiliki tujuan untuk semua kejahatan yang terjadi, tidak ada kejahatan tanpa alasan. Semua argumen Ateis Baru tentang masalah kejahatan tidak dapat meniadakan eksistensi Allah maupun mengusik satu dari atribut kemahaan Allah.
Ateis Baru tidak hanya melihat masalah kejahatan sebagai senjata untuk menyerang eksistensi Allah. Mereka juga melihat kejahatan adalah hasil dari didikan agama. Mereka mempermasalahkan kejahatan atas nama agama yang menyimpulkan bahwa agama mengajarkan kejahatan dan agama itu jahat. Kekristenan tidak memungkiri bahwa memang ada kejahatan-kejahatan yang dilakukan atas nama agama, tetapi itu tidak dapat menyimpulkan bahwa agama melakukan kejahatan. Kekristenan tidak mengajarkan kejahatan. Kekristenan meneladani Pribadi, kehidupan dan karakter Kristus yang selalu mengajarkan kasih bukan kejahatan. Kekristenan mengakui bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan atas nama agama Kristen telah gagal menjadi pengikut Kristus. Dengan demikian klaim Ateis Baru ini tidak dapat menyerang kekristenan.
Sebenarnya Ateis Baru menginginkan sebuah dunia yang lebih damai dan penuh kasih. Tetapi apakah mereka yakin bahwa ateisme dapat memberikan dunia yang mereka inginkan? Lebih baik mereka bergabung menjadi pengikut Kristus, meneladani Kristus dan mengusahakan kedamaian di dunia. Jika lebih banyak orang seperti Kristus tentu dunia ini akan menjadi lebih damai dan jauh dari kejahatan.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Kejahatan dan Kehendak Bebas Menurut Agustinus serta Kontribusinya Dalam Pergumulan Tentang Teodisi
Kristono, Josafat (Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2002)Realitas kejahatan yang dilakukan oleh banyak orang dan menimpa para korban yang tidak bersalah sering memaksa orang menggugat peran Allah yang Mahatahu dan Mahkuasa. Jawaban yang sementara orang berikan atas masalah di ... -
Suatu Studi Mengenai Problema Kejahatan.
Andreas, Simon (Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1991) -
Jika Ada Tuhan Mengapa Ia Mengizinkan Kejahatan Terjadi? : Sebuah Apologetika terhadap Kaum Ateis
Lokajaya, Christy (Bidang Minat Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi SAAT, 2015-01)Ada begitu banyak kejahatan terjadi di dunia ini. Sejarah mencatat ada enam juta orang Yahudi yang di bunuh di kamp konsentrasi Nazi. Sejarah juga mencatat perang saudara di Rwanda, perang salib selama tiga ratus tahun, ...