Studi Eksegesis 1 Tesalonika 4:13-18 dan Implikasinya terhadap Peran Gereja dalam Pendampingan Pastoral Pasca-Pemakaman karena Peristiwa Kematian Mendadak
Abstract
Kematian anggota keluarga secara mendadak telah menimbulkan suatu kedukaan mendalam bagi jemaat yang menghadapinya secara langsung. Unsur ketidaksiapan dan berbagai situasi dukacita yang kompleks akan bermunculan pada keluarga yang ditinggalkan sebagai respons atas kasus kematian mendadak tersebut. Proses dukacita serta pemulihan yang berat akan dijalani oleh jemaat yang berduka secara berbeda satu dengan yang lainnya berdasarkan faktor-faktor penentu. Tidak hanya itu saja, peristiwa tersebut juga telah memunculkan identifikasi terhadap beragam karakteristik serta kebutuhan yang timbul dalam diri jemaat yang berduka. Karakteristik dan kebutuhan tersebut juga dirasakan secara langsung oleh jemaat Tesalonika yang merasakan kehilangan orang-orang yang dikasihi. Jemaat Tesalonika merasakan kesedihan dan kebingungan yang luar biasa mengenai mereka yang telah meninggal dalam Kristus sebelum kedatangan-Nya kembali. Beragam pertanyaan pun timbul sebagai reaksi atas kedukaan yang dialami pada saat itu.
Dengan konteks yang berkaitan erat, kebutuhan utama yang paling diperlukan dari jemaat yang berduka pada dasarnya adalah pendampingan kedukaan yang utuh. Mengacu kepada firman Tuhan, gereja bertanggung jawab secara penuh dalam menjawab adanya kebutuhan pendampingan pastoral kedukaan bagi jemaat yang mengalami kehilangan untuk mengalami pemulihan secara utuh. Berangkat dari hal ini, sangat penting bagi gereja untuk mengetahui dengan baik mengenai karakteristik serta kebutuhan dari jemaat yang berduka karena kematian anggota keluarganya secara mendadak, hingga penanganan pastoral yang holistik dan rehabilitatif.
Bagian firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 4:13-18 telah memberikan kerangka teologis yang utuh mengenai pengharapan eskatologis dalam menjawab isu kedukaan tersebut. Hal itu juga sekaligus menjadi landasan bagi pendampingan pastoral yang dilakukan gereja kepada jemaat yang berduka dalam konteks tersebut. Pada akhirnya, penelitian ini akan menghasilkan kerangka pelayanan yang maksimal bagi gereja untuk berperan aktif dalam melakukan pelayanan pastoral yang holistik kepada setiap jemaat yang berduka. Peran gereja tersebut mencakup banyak aspek di dalamnya, mulai dari sistem pembinaan yang menyeluruh terhadap warga gereja, hingga pendampingan pastoral yang dikerjakan oleh pemimpin dan seluruh anggota gereja.