dc.description.abstract | Kebenaran Kristen adalah landasan bagi gereja dan orang-orang Kristen hidup sebagai umat Allah di tengah dunia ini. Sebagai landasan hidup, kebenaran tersebut menjadi hal penting yang senantiasa diajarkan kepada orang-orang Kristen. Namun, faktanya adalah pengajaran kebenaran/doktrin di dalam gereja menurun, bahkan mengalami krisis. Hal tersebut dapat berdampak besar pada kehidupan gereja dan orang-orang Kristen di dalamnya. Padahal, pengajaran doktrin kristen di dalam gereja menjadi pengajaran utama yang harus di berikan oleh hamba Tuhan, sebagaimana panggilannya sebagai seorang teolog. Namun, tampaknya peran tersebut telah bergeser dan terabaikan. Melihat realitas tersebut, pare teolog kembali menyuarakan panggilan hamba Tuhan sebagai teolog di gereja. Peran hamba Tuhan sebagai teolog bukanlah sebuah pilihan melainkan panggilan yang melekat erat dalam diri setiap hamba Tuhan yang melayani di gereja.
Dalam penelitian ini penulis bertujuan melihat apakah peran hamba Tuhan sebagai teolog adalah mandat Alkitab, apakah peran tersebut merupakan jawaban bagi zaman ini, dan bagaimana hamba Tuhan menjalankan peran tersebut di gereja. Secara umum , metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (library research). Tulisan ini adalah sumber penelitian yang memfokuskan pada pengolahan data dari sumber-sumber acuan pustaka yang ada. Sumber-dumber yang digunakan adalah sumber utama dan sumber pendukung, baik dalam bentuk buku maupun jurnal akademis. Dalam bagian tertentu, penulis juga menggunakan metode wawancara tertulis kepada empat orang hamba Tuhan yang melayani di Indonesia. Pendekatan yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-analitis dan sintesis.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis menyimpulkan tiga hal: pertama, peran hamba Tuhan sebagai teolog adalah mandat Alkitab. Itu artinya, setiap hamba Tuhan pada masa kini di panggil untuk menjalankan peran tersebut. kedua, peran hamba Tuhan sebagai teolog merupakan jawaban bagi zaman ini. Ketika dunia mengajarkan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, hamba Tuhan mengajarkan kepada umat Allah satu-satunya kebenaran Kristus yang memimpin kehidupan mereka. Ketiga, hamba Tuhan menjalankan perannya sebagai teolog dengan cara terlebih dahulu memperlegkapi diri dengan kebenaran dan setia mewujudnyatakan kebenaran itu di tengah konteks zamannya. | en_US |