Mengubah Air Filsafat Menjadi Anggur Teologi
Abstract
Apakah peran filsafat dalam teologi? Pemakaian filsafat dalam disiplin teologi memiliki sejarah yang panjang dan seringkali diterima dengan rasa curiga dan was-was. Kutipan di atas diambil dari salah satu tulisan Thomas Aquinas, seorang tokoh utama dalam sejarah Gereja di Abad Pertengahan, yang terkenal karena tafsirannya terhadap tulisan-tulisan filsuf besar Yunani, Aristoteles, dan karena usahanya untuk memakai filsafat dalam teologi. Pada akhirnya, di mata sebagian besar orang Kristen, Aquinas lebih diingat sebagai seorang filsuf ketimbang seorang teolog, apalagi penafsir Alkitab. Padahal jabatan yang diemban oleh Aquinas semasa hidupnya adalah sebagai baccalaureus biblicus dan magister in theologia. Khususnya di kalangan kaum injili, Aquinas memiliki reputasi yang kurang baik karena dianggap telah mencemari kemurnian injil atau teologi Kristen dengan racun pemikiran manusia atau filsafat. Kebalikan dari kesimpulan Aquinas sendiri sebagaimana yang ia ungkapkan dalam kutipan di atas, Aquinas justru sering dipakai sebagai contoh tentang bentuk penculikan teologi Kristen ke dalam ranah filsafat yang asing bagi injil. ... Di dalam tulisan yang tidak terlalu panjang ini, lewat pengamatan terhadap dua tokoh dalam sejarah Gereja, saya ingin mengajak pembaca untuk mempelajari kaitan dan peran filsafat dalam teologi. Tulisan ini bermaksud untuk membandingkan pemakaian filsafat oleh Thomas Aquinas dan oleh John Calvin. Tulisan ini juga bertujuan untuk menjawab kesalahpahaman umum terhadap kedua tokoh ini. Yang pertama (Aquinas) sering dianggap telah mencemari teologi Kristen dengan filsafat; yang kedua (Calvin) seringkali diabaikan dalam diskusi tentang peran filsafat dalam teologi. Kedua asumsi ini perlu diluruskan dengan tujuan untuk mempelajari dengan benar warisan pemikiran Kristen tentang kaitan antara filsafat dan teologi.