dc.description.abstract | Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dikagetkan dengan sebuah berita: “Manohara Odelia Pinot kabur dari suaminya” yang adalah anggota kesultanan Kelantan, Malaysia pada 31 Mei 2009. Cara Manohara kabur dari penjagaan yang ketat dan pengalaman-pengalaman yang mengerikan yang ia alami di tangan suaminya telah menghebohkan media massa di tanah air. Walaupun sebenarnya ada beberapa selebritis wanita Indonesia lain yang mengalami tindak kekerasan dari suami mereka, cerita Manohara yang diberitakan secara besar-besaran. Ia melarikan diri karena ada “kemungkinan” ia memang benar-benar mengalami kekerasan tersebut. Jika benar demikian, kisah dramatis ini adalah kebalikan dari dongeng-dongeng tentang tuan putri dan pangeran yang selalu diakhiri dengan “and they live happily ever after.” Kekerasan terhadap perempuan dapat mengambil berbagai bentuk, misalnya pelecehan secara fisik, seksual, dan kejiwaan. Karena cakupannya cukup luas, tulisan ini, utamanya, hanya akan meninjau kekerasan secara fisik, dan lebih khusus lagi, akan dibatasi pada “penganiayaan terhadap istri” (“wife battering”). Bagian awal tulisan ini akan menjelaskan pengertian dan penyebab kekerasan terhadap perempuan. Kemudian, akan diulas secara singkat tipe laki-laki (suami) macam apa yang rawan untuk menjadi “penganiaya istri” dan tipe perempuan (istri) macam apa yang biasanya menerima penganiayaan dari suaminya. Selanjutnya, akan dibahas penjelasan efek-efek yang ditimbulkan dari tindak kekerasan terhadap perempuan. Tulisan ini juga akan memberi tuntunan umum dan praktis bagaimana menolong perempuan “korban penganiayaan” dalam setting konseling Kristen. Akhirnya, sebuah refleksi singkat secara alkitabiah akan dipaparkan untuk melihat isu ini dari “kaca mata” firman Tuhan. | en_US |