Konsep Sahabat Menurut Kitab Amsal dan Implikasinya Bagi Pelayanan Kaum Muda Masa Kini
Abstract
Persahabatan telah menjadi salah satu bentuk relasi yang penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu kala. Hingga saat ini, berbagai studi yang ada telah menunjukkan bagaimana besarnya dampak persahabatan bagi kehidupan manusia, khususnya bagi kaum muda. Dampak ini ditemukan tidak hanya dalam dimensi perkembangan diri secara umum, tetapi juga dalam dimensi spiritualitas. Melihat dampaknya yang begitu signifikan, maka menjadi sebuah masalah yang perlu diperhatikan oleh gereja ketika banyak kaum muda Kristen masa kini yang ditemukan memiliki kebutuhan yang tinggi akan relasi persahabatan yang sejati. Walaupun demikian, persahabatan yang tidak didasari oleh kebenaran firman Tuhan juga adalah persahabatan yang sia-sia. Karena itu, bagaimana peran gereja dalam menjawab kebutuhan kaum muda akan persahabatan yang alkitabiah sekaligus membangun?
Dalam penelitian ini, penulis memakai beberapa metode yang dilakukan secara deskriptif. Pertama, penulis menggunakan metode analisa literatur. Dengan metode ini, penulis berusaha menganalisis karakteristik-karakteristik kaum muda masa kini (generasi Z) beserta pengaruh persahabatan bagi kehidupan generasi ini, khususnya bagi kehidupan spiritual mereka. Kedua, penulis menggunakan metode eksegesis. Dengan metode ini, penulis berusaha melihat dari konteks dan juga bahasa asli dari bagian-bagian Kitab Amsal yang digunakan serta menjabarkan konsep-konsep sahabat yang terkandung di dalamnya.
Melalui penelitian ini, penulis menemukan ada tiga konsep persahabatan sejati yang Kitab Amsal tawarkan dalam beberapa bagiannya. Pertama, persahabatan sejati adalah sebuah relasi yang berkualitas. Dalam mencari serta membentuk persahabatan, kualitas menjadi satu hal yang esensial untuk diperhatikan daripada kuantitas. Kedua, persahabatan sejati adalah sebuah relasi yang mengejar kebaikan. Persahabatan sejati menjadi satu relasi yang di dalamnya kaum muda tidak hanya mengejar kenyamanan tetapi juga kebaikan dan kebenaran. Ketiga, persahabatan sejati adalah sebuah relasi yang membentuk karakter. Relasi ini bukanlah sebuah relasi yang kosong tanpa muatan, tetapi relasi ini justru berisi muatan-muatan yang dapat membentuk karakter. Konsep-konsep ini dapat menjadi landasan dalam usaha gereja untuk menjadi wadah yang baik bagi persahabatan kaum muda.