dc.description.abstract | Topik mengenai peran guru menjadi krusial untuk diteliti, terutama ketika proses pendidikan global mengalami kecenderungan dehumanisasi. Penerapan prinsip Ki Hadjar Dewantara yang mementingkan pembentukan karakter dan kemerdekaan belajar menjadi perjuangan yang penting di Indonesia, baik di sekolah umum maupun di sekolah Kristen. Namun, pendidikan Kristen perlu menemukan dan menegaskan keunikan identitas serta peran gurunya yang khas. Oleh karena itu, penelitian yang mengeksplorasi secara komparatif paradigma Ki Hadjar Dewantara dan perspektif Kristen diharapkan dapat menegaskan keunikan peran guru Kristen secara lebih utuh dan kontekstual. Metode penelitian pustaka digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian: Bagaimanakah keunikan peran guru menurut perspektif pendidikan Kristen jika dibandingkan dengan peran guru menurut Ki Hadjar Dewantara? Melalui pengumpulan data pustaka dan analisis komparatif ditemukan persamaan dan perbedaan antara keduanya.
Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis awal bahwa ada kesamaan peran guru secara pedagogis, namun ada perbedaan hakiki dalam aspek epistemologis dan teleologis. Penelitian menyimpulkan temuan yang menunjukkan relevansi nilai-nilai humanistik Ki Hadjar Dewantara sebagai wahyu umum bagi peran guru Kristen. Penelitian juga menunjukkan bahwa nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara tidak cukup memadai bagi guru Kristen dalam menjalankan perannya sebagai pelayan Tuhan, pemandu spiritualitas murid, gembala, mediator yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan kebenaran Alkitab, serta sebagai teladan murid Kristus. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keunikan peran guru dalam perspektif Kristen terdapat pada implikasi dan aplikasi wahyu khusus yang tidak ada dalam nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara. | en_US |