dc.description.abstract | Sampai dewasa ini, konflik sering terjadi, baik dalam taraf lokal atau nasional maupun internasional, misalnya konflik yang mengatasnamakan agama di Ambon atau konflik di antara dua negara yaitu Ukraina dan Rusia. Lalu, apa peranan orang Kristen terkhususnya kaum injili dalam merespons hal tersebut? Menurut hemat saya, kaum injili perlu hadir untuk memberikan suara mereka untuk mendatangkan perdamaian di dunia. Hal itu bisa terjadi ketika mereka menyadari panggilan mereka untuk mendatangkan perdamaian. Untuk menciptakan perdamaian, penulis berpendapat bahwa kaum injili perlu memiliki konsep teologi perdamaian.
Dengan analisis literatur, penulis akan menawarkan teologi perdamaian bagi kaum injili yang penulis pinjam dari pemikiran Stanley Hauerwas. Setidaknya terdapat tiga pemikiran Hauerwas yang dapat bersumbangsih bagi teologi perdamaian kaum injili. Tiga pemikiran tersebut adalah kacamata Kristus, pathos, dan psikomotorik dalam konsep teologi perdamaian. Kemudian berdasarkan pemikiran John Stott mengenai penginjilan dan aksi sosial, penulis akan mengusulkan proklamasi Injil untuk melengkapi pemikiran Hauerwas tersebut. Dengan demikian, penulis dapat menyuguhkan konsep teologi perdamaian bagi kaum injili yang terdiri dari kacamata Kristus, pathos, psikomotorik, dan proklamasi Injil. | en_US |