Kerajaan Imam : Teologi Kerajaan Allah dan Implikasinya bagi Pemuridan Kristen Masa Kini
Abstract
Tidak dapat disangkal lagi, kerajaan Allah merupakan salah satu topik terpenting dalam kitab-kitab injil dan Perjanjian Baru dan pada umumnya para sarjana dari berbagai aliran teologi yang berbeda setuju bahwa berita utama yang disampaikan Yesus adalah tentang kerajaan Allah. Sayangnya, kesepakatan tersebut tidak diiringi dengan kesepakatan yang sama terhadap definisi dan intensi kerajaan Allah yang disampaikan Yesus. Pemahaman yang berbeda tentang makna kerajaan Allah menurut Yesus tampaknya didasari oleh adanya motif tertentu untuk mendukung suatu sistem teologi yang dipegang atau diyakini agar tampak konsisten dan koheren. Akibatnya, terjadi pengabaian pada penelusuran makna kerajaan Allah secara historis-biblikal dari Kitab Suci. ... Meskipun, pada dasarnya, para teolog setuju bahwa konsep kerajaan Allah harus kembali dilihat dari perspektif Yudaisme, tampaknya terlalu banyak godaan untuk mengusung motif teologi (atau agenda) tertentu, yang hasilnya justru sering menjerumuskan dan bukan memperjelas makna kerajaan Allah. N. T. Wright, seorang teolog PB injili yang sangat terkenal saat ini, mengeritik kecenderungan ini dengan menyatakan, “Again, attempts have often been made to align kingdom-language with church-language, as though ‘the church’ is the real meaning of the kingdom.”