• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • M.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • M.Th.
    • View Item

    Studi Perbandingan Terhadap Konsep Perjamuan Kudus dalam Tradisi Ortodoks Timur dan Tradisi Reformed

    Thumbnail
    View/Open
    Bab 1 (2.181Mb)
    Bab 2 (2.167Mb)
    Bab 3 (2.178Mb)
    Bab 4 (2.156Mb)
    Bab 5 (2.106Mb)
    Date
    2025-06
    Author
    Nugroho, Franky Oktavianus
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sakramen Perjamuan Kudus merupakan salah satu sakramen yang diakui oleh semua gereja yang mengaku sebagai gereja yang benar dan masih tetap setia melakukan semua perintah Tuhan. Gereja Katolik mengakui adanya 7 sakramen, Gereja Ortodoks mengakui ketujuh sakramen tersebut dan tidak membatasi jumlah sakramen sehingga bisa lebih banyak lagi. Sehubungan dengan hal itu Gereja Protestan termasuk Reformed di dalamnya hanya mengakui 2 sakramen. Meskipun semua gereja tersebut mempraktikkan sakramen Perjamuan Kudus, mereka tidak serta merta terbuka untuk umat masing-masing mengikuti Perjamuan Kudus di gereja satu sama lain.Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsep teologis dan praktik gereja. Pada saat ini terutama di kalangan Protestan termasuk Reformed, umat tidak terlalu peduli lagi dengan perbedaan ini. Baik perbedaan di antara tokoh-tokoh reformasi, apalagi dengan Ortodoks Timur yang asing bagi umat kalangan Reformed. Kesalahpahaman yang sering terjadi adalah bahwa ajaran Ortodoks termasuk dalam hal perjamuan kudus dianggap sama persis dengan Katolik, padahal tidak demikian. Oleh sebab itu, penulis melalui tesis ini ingin mengajak berbagai kalangan mempelajari kedua tradisi secara lebih dalam, yaitu Ortodoks Timur dan Reformed, sehingga dapat kita temukan titik temu-titik temu yang bahkan mungkin tidak pernah kita duga dalam hal kesamaan dari kedua belah pihak. Dalam tesis ini akan diteliti konsep eklesiologi, sakramen-sakramen dan kemudian lebih khusus lagi perjamuan kudus, baik dari tradisi Ortodoks maupun dari tradisi Reformed. Kemudian keduanya akan diperbandingkan guna mencari titik temu yang dapat menjadi dasar untuk mendorong keterbukaan bagi kedua belah pihak. Paling tidak sebagai seorang yang berada dalam tradisi Reformed, penulis ingin mengawali proses pembelajaran untuk memiliki keterbukaan yang lebih dalam secara positif terhadap tradisi Ortodoks, dan berharap agar hal-hal positif yang ditemukan dapat memberikan warna baru dalam tradisi Reformed. Salah satu hal yang merupakan hal positif untuk dapat diterapkan adalah mengenai frekuensi perjamuan kudus di mana sekarang ini paling sering hanya diadakan sebulan sekali tiap minggu pertama. Gereja Ortodoks mengadakan perjamuan kudus dalam setiap ibadah hari Minggunya. Ini bukan hanya merupakan tradisi ortodoks, melainkan sebuah tradisi turun temurun sejak gereja mula-mula. Alangkah indahnya jika di Gereja Reformed kembali dilayankan perjamuan kudus pada setiap ibadah Minggu, tanpa mengabaikan pelayanan firman sebagai fokus penting dalam ibadah. Dengan demikian, firman Tuhan dapat disajikan dalam dua bentuk, yakni audio dalam bentuk khotbah dan visual berupa Perjamuan Kudus. Soli Deo Gloria.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1769
    Collections
    • M.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT