dc.description.abstract | Kevin J. Vanhoozer adalah seorang teolog dari aliran “Reformed-catholic-evangelical” yang cukup terdepan dan dikenal di kalangan Injili. Fokus studi Vanhoozer ada dalam bidang hermeneutika, metode berteologi, dan teologi. Vanhoozer dapat dikatakan sebagai seorang tokoh yang pemikirannya menerobos modernitas sekaligus pascamodernitas. Pemikiran-pemikirannya tajam dan kritis bagi kedua zaman (modern dan pascamodern) namun kreatif, karena ia juga berinteraksi dengan tokoh dari bidang keilmuan yang lain (seperti filsafat hermeneutis, teori bahasa, literatur klasik.) sehingga ia banyak memberi kontribusi dalam bidang studi filsafat, hermenutika, dan metode berteologi.
Di tengah arus yang berusaha menempatkan kembali imajinasi—yang sempat hilang karena penekanan modernitas yang berlebihan terhadap rasionalitas dan menuduh imajinasi adalah organ kognitif yang tak dapat dipercaya—ke dalam percakapan teologis dan hermenutis, Vanhoozer juga adalah salah satu tokoh dalam kalangan Injili yang menyuarakan signifikansi imajinasi bagi teologi dan hermeneutika. Namun, pemahaman Vanhoozer akan hermenutika dan imajinasi sepenuhnya berada di bawah payung teologi Kristen, dan ini yang membedakannya dengan tokoh pascamodern lain yang juga menyuarakan imajinasi dalam studi filsafat, teologi, maupun hermenutika.
Analisis penggunaan imajinasi yang lebih konkret dalam tafsiran terhadap tiga bagian teks Alkitab akan dilakukan dengan tujuan melihat karakteristik penggunaan imajinasi oleh Vanhoozer dalam hermenutika teologisnya. Penelitian ini masuk ke dalam kategori studi kepustakaan dan dilakukan menggunakan metode deskriptif-sintesis dan analitis-sintesis. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah bagaimana Vanhoozer menggunakan imajinasi dalam hermenutika teologisnya. Setelah melalui pemahaman konsep dan penelusuran terhadap tiga tafsiran, ditemukan dua karakteristik utama penggunaan imajinasi oleh Vanhoozer. Pertama, imajinasi digunakan oleh Vanhoozer untuk memaksimalkan prinsip hermeneutika teologis Scripture interprets Scripture. Kedua, penggunaan imajinasi oleh Vanhoozer selalu berorientasi kepada practical wisdom. Di dalam semua itu, terlihat bahwa Vanhoozer selalu melihat realitas dunia ini dari kacamata Alkitab. Ia berusaha menemukan kesamaan lintas-modalitas/budaya dari ilokusi penulis teks Kitab Suci untuk di “transposisi” ke dalam konteks hari ini agar Kitab Suci menjadi “pisau bedah” bagi realitas umat Tuhan masa kini yang hidup di dalam theodrama yang telah, sedang, dan akan terus berjalan menuju pemenuhannya secara eskatologis ketika Yesus Kristus datang kedua kali. Kedua karakteristik utama tersebut memiliki asumsi dasar bahwa imajinasi yang signifikan dalam teologi dan hermeneutika ialah imajinasi theodramatik-biblikal-ontologikal yang telah dibarui oleh Roh Kudus sehingga dapat mengaitkan realitas kasat mata yang dihidupi sehari-hari dengan realitas tak kasat mata yang ada di dalam Yesus Kristus. | en_US |