dc.description.abstract | Keyakinan kaum injili tentang ineransi Alkitab biasanya merujuk pada standar yang ditetapkan dalam Chicago Statement of Biblical Inerrancy (CSBI). Dalam dokumen pengakuan tersebut, terdapat berbagai penjelasan tentang penerimaan dan penolakan kaum injili terhadap berbagai pandangan modern tentang Alkitab. Keyakinan bahwa Alkitab tidak dapat salah dalam aspek apa pun menjadi sesuatu yang harus diimani oleh gereja injili sebagai pengikut Kristus. Dalam mengajarkan konsep tersebut, beberapa tokoh injili juga mengklaim konsep ineransi yang diajarkan merupakan konsep yang sebenarnya sudah diyakini oleh bapa-bapa gereja terdahulu, salah satunya adalah Origen. Nama Origen dikutip beberapa kali oleh penulis injili untuk mendukung bahwa ia memiliki keyakinan yang sama dengan kaum injili. Meski demikian, terdapat beberapa pemikir yang justru melihat pandangan Origen tidak sama dengan pemahaman ineransi injili.
Melihat kedua pandangan yang berlainan tersebut, skripsi ini berupaya untuk memberikan perbandingan antara konsep ineransi menurut injili dan menurut pemahaman Origen. Hasilnya, penulis menemukan bahwa pemahaman ineransi dari kaum injili dan Origen memiliki kesamaan dan juga perbedaan satu sama lain. Berangkat dari persamaan dan perbedaan dalam pandangan keduanya, penulis berpendapat kaum injili dapat mempertimbangkan beberapa poin dari ineransi Origen. Sudut pandang ineransi dari Origen dapat membuat kaum injili memahami aspek ineransi yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh tokoh-tokoh injili dalam CSBI. Dengan berusaha melihat bagaimana Origen mengajarkan doktrin Alkitab serta menjelaskan konsep ineransi melalui berbagai apologinya, penulis mengajak kaum injili untuk melihat pemahaman ineransi Origen dengan lebih utuh sesuai dengan konteks kehidupannya kala itu. | en_US |