dc.description.abstract | Khotbah memiliki peranan yang penting baik dalam konteks pekabaran Injil maupun dalam pertumbuhan iman dan spiritualitas jemaat. Oleh sebab itu, seorang pengkhotbah bertanggungjawab untuk mempersiapkan dan menyampaikan khotbah dengan baik. Seorang pengkhotbah dapat dikatakan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik ketika dalam khotbahnya ia menyatakan apa yang Allah nyatakan sebagai kebenaran di dalam Alkitab dan menerapkan kebenaran tersebut dalam kehidupan jemaat. Lebih jauh lagi, sejak Roh Kudus yang menginspirasi Alkitab secara keseluruhan itu selalu menyaksikan Kristus, maka tanggung jawab seorang pengkhotbah untuk selalu memberitakan Kristus melalui setiap bagian Alkitab, tanpa terkecuali pun, tidak dapat dihindari. Tetapi, bagaimana caranya untuk dapat dengan setia mengkhotbahkan Kristus dalam seluruh bagian Alkitab bahkan ketika teks yang ditemui tidak menyatakan Kristus dengan jelas dan eksplisit?
Melalui penelitian ini penulis akan berusaha untuk menjawab pertanyaan di atas dengan melakukan studi literatur untuk membuktikan pertama-tama bahwa sentralitas Yesus di dalam Alkitab adalah hal yang fundamental sekaligus esensial untuk dapat dipahami oleh seluruh pengkhotbah, bahkan orang percaya. Kemudian, penulis akan mengusulkan metode Redemptive-Historical yang dikembangkan oleh Bryan Chapell sebagai metode yang dapat menolong pengkhotbah untuk selalu memberitakan Kristus dari seluruh bagian Alkitab. Dengan metode ini penulis akan menunjukkan bagaimana setiap bagian dalam Alkitab memiliki peranannya masing-masing sejarah penebusan Allah yang mencapai pemenuhannya di dalam pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus. Adapun penulis menerapkan metode Redemptive-Historical ini pada khotbah yang didasari dari Amsal, yang sering kali dianggap tidak berbicara banyak mengenai Kristus dan hanya bersifat nasihat moral di dalam Alkitab. | en_US |