Tinjauan Ketahanmalangan Timotius Berdasarkan 2 Timotius 3:10-11 dan Teori Adversity Quotient Serta Implikasinya Bagi Kepemimpinan Seorang Hamba Tuhan Muda
Abstract
Kehidupan adalah sebuah fenomena yang berubah-ubah dan penuh dengan kesulitan. Salah satu sumber kesulitan adalah proses perkembangan yang berlangsung sejak lahir, dan berlanjut hingga kematian. Sumber kesulitan yang lain adalah banyaknya keadaan yang di luar kendali manusia, terutama di zaman yang terus berubah ini. Kesulitan maupun tekanan yang ada ini perlu dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan dan pengembangan diri, bukannya menyangkal dan menghindarinya. Dalam hal ini diperlukan suatu kecerdasan agar seseorang tetap kuat dan tangguh dalam menghadapi kesulitan dan hambatan tersebut.
Teori Adversity Quotient (AQ) atau Ketahanmalangan adalah sebuah kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam hidup, kemudian mampu mengubah kesulitan itu menjadi peluang untuk semakin maju. Kecerdasan ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pengalaman hidup, pembelajaran, dan evaluasi diri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali tingkat ketahanmalangan Timotius sebagai seorang hamba Tuhan atau pemimpin muda. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan peninjauan secara biblika tentang kesulitan pelayanan yang dihadapi oleh Timotius, kemudian melakukan pengukuran tingkat AQ Timotius berdasarkan dimensi CORE. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Timotius memiliki ketahanmalangan yang cukup kuat, atau dengan kata lain Timotius adalah seorang camper yang sedang menuju kepada climber.