Perbandingan Teori Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Yesus serta Implikasinya
Abstract
Permasalahan kepemimpinan adalah topik yang selalu up to date untuk dibahas, khususnya teori kepemimpinan transformasional. James MacGregor Burns, Bernard Morris Bass serta Kouzes dan Posner adalah segelintir tokoh yang representatif untuk model kepemimpinan ini. Penelitian tesis ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama dari tesis ini mengenai apa kesamaan dan perbedaan dari teori kepemimpinan transformasional Burns, Bass serta Kouzes dan Posner dengan kepemimpinan Yesus. Dari pertanyaan utama tersebut, ada tiga sub pertanyaan penelitian. Pertama, apakah teori kepemimpinan transformasional menurut Burns, Bass serta Kouzes dan Posner? Kedua, apakah kepemimpinan Kristus yang dipaparkan di Alkitab, secara khusus di dalam keempat kitab Injil? Dan ketiga, apakah bagian dari teori kepemimpinan Burns, Bass serta Kouzes dan Posner yang sudah dihidupi oleh Yesus dan apa perbedaan teori kepemimpinan tersebut dengan kepemimpinan Yesus?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian literatur dalam bentuk deskriptif, analitis, dan konstruktif. Sebagai implikasi, tesis ini mengusulkan program pembinaan untuk mempersiapkan para pemimpin dan calon-calon pemimpin, khususnya di GKA Elyon Rungkut.
Berdasarkan perbandingan teori transformasional Burns, Bass serta Kouzes dan Posner, ada 4 faktor yang memberdayakan seseorang untuk menjadi pemimpin yang mentransformasi: pengaruh ideal/ karisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan pertimbangan individual. Sedangkan dalam kepemimpinan Yesus ada 2 teladan, yaitu kepemimpinan yang menghamba (Mat. 20:26-27), dan kepemimpinan dengan kredibilitas (Mrk. 1:17). Kedua teladan kepemimpinan ini dinyatakan Yesus dalam 6 praktik disiplin, yaitu menemukan diri sendiri, menghargai konstituen, menegaskan nilai-nilai bersama, mengembangkan kapasitas, melayani suatu tujuan dan mempertahankan pengharapan.
Keempat faktor dari teori transformasional ini mempunyai persamaan dengan praktik kepemimpinan Yesus, secara khusus dalam kepemimpinan Yesus yang penuh dengan kredibilitas dan praktik disiplin yang dilakukan oleh Yesus.
Sedangkan perbedaan yang sangat menonjol berkaitan dengan kepemimpinan Yesus yang menghamba. Ini merupakan bentuk kepemimpinan yang menaruh keinginan dan kepentingan pribadi di belakang dan membiarkan keinginan dan kebutuhan orang lain di depan.
Perbedaan lainnya adalah identitas Yesus sebagai pemimpin Ilahi dan Yesus memimpin dengan agenda Bapa-Nya. Yesus adalah pemimpin Ilahi karena Ia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, yang tidak pernah berbuat dosa. Hal ini sangat berbeda dengan pemimpin transformasional, yang bisa jatuh, mempunyai kelemahan dan bisa melenceng dari visi semula. Yesus selalu memimpin dengan agenda visi dan target Bapa-Nya, bukan target pribadi sebagaimana pemimpin transformasional.
Sebagai kesimpulan, ada 3 hal esensial yang berbeda dari kepemimpinan Yesus dibandingkan dengan teori kepemimpinan transformasional Burns, Bass, serta Kouzes dan Posner. Pertama, aspek motivasi. Motivasi Yesus bukan untuk pencapaian diri melainkan demi misi Bapa-Nya. Kedua, sumber transformasi keteladanan Yesus adalah diri-Nya sendiri. Dan, aspek perbedaan yang terakhir adalah glorifikasi. Yesus selalu memuliakan Bapa dan bukan diri-Nya sendiri. Ketiga aspek ini dapat menjadi refleksi bagi setiap pemimpin yang akan memimpin, atau yang sedang memimpin.