dc.description.abstract | Provinsi Papua adalah provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan di Papua adalah ketergantungan yang kuat terhadap orang lain atau komunitas. Karena itu, untuk mengantisipasi hal ini, gereja dalam menjalankan misi holistiknya harus memberi pemahaman yang benar dan mendorong OAP untuk mencapai kemandirian ekonomi dan memenuhi kebutuhan masa depan mereka. Penulis memandang kurangnya aktivitas menabung di kalangan OAP menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati oleh gereja dalam hal ini. Dengan memahami persepsi OAP tentang menabung akan menolong gereja untuk mengevaluasi persepsi mereka dan merancang strategi yang tepat untuk mendorong OAP mulai menabung untuk mencapai kemandirian.
Adapun pertanyaan riset utama dalam penelitian ini adalah apa persepsi Orang Asli Papua (OAP) Pegunungan di Gereja Injili di Indonesia (GIDI) wilayah Sentani tentang menabung. Dalam menjawab pertanyaan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dasar dengan melakukan wawancara kepada sebelas partisipan yang telah bersedia dan sesuai dengan kriteria. Hasil dari wawancara disalin dalam bentuk transkrip dan dianalisis melalui tiga proses pengodean, yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Proses tersebut menghasilkan tema-tema yang selanjutnya akan dipertemukan dengan kajian literatur dalam sebuah diskusi untuk menentukan implikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan masih kurang dalam menabung. Tiga hambatan utama dalam menabung adalah kurangnya memikirkan masa depan, minimnya pendapatan, dan budaya komunal yang sangat mengikat. Meskipun demikian, ada beberapa partisipan yang mulai konsisten dalam menabung dan dari pengalaman mereka menabung, gereja bisa memetik pelajaran yang berharga guna menemukan strategi yang tepat untuk mendorong jemaat giat menabung. | en_US |