Christ-Centered Spirituality: Signifikansi Kebangkitan Kristus Terhadap Spiritualitas Kristen Injili
Abstract
Dewasa ini, perkembangan penelitian mengenai spiritualitas secara khusus di dalam konteks Kekristenan mengalami perkembangan yang begitu pesat. Spiritualitas menjadi salah satu pembahasan yang penting untuk diperhatikan dengan sasama. Adapun spiritualitas dalam konteks kekristenan dapat diartikan sebagai sebuah relasi yang terjalin antara Pencipta (Tuhan) dengan ciptaan (manusia). Tak hanya sebagai sebuah relasi, spiritualitas juga semestinya perlu bermuara kepada gaya hidup dan hal-hal praktis sebagai wujud dari relasi yang timbal balik antara Allah dan manusia.
Dalam penelitian ini, spiritualitas kekristenan dilihat dari sudut pandang tradisi injili. Kalangan injili merumuskan spiritualitas mereka dengan beberapa karakteristik yang sekaligus juga menjadi kekuatan mereka. Beberapa karakteristik tersebut antara lain pertobatan, kesetiaan terhadap firman Tuhan dan ketaatan pemberitaan Injil Kristus. Namun seiring berjalannya waktu, rumusan spiritualitas yang digagas oleh kalangan injili rupanya mengalami beberapa problem. Beberapa problem tersebut antara lain adanya kecenderungan untuk menjadi legaslitik, individualistik dan rasionalistik.
Dari sini, penulis melihat bahwa diperlukan sebuah upaya supaya beberapa kencederungan yang menjadi problem itu tidak menjadi jebakan bagi spiritualitas injili. Dalam kacamata kebangkitan Kristus, seharusnya spiritualitas injili menjadi spiritualitas membangun dan berpusatkan pada Kristus. Spiritualitas injili tidak boleh menjadi spiritualitas yang hanya mengembangkan moralitas dan bersifat humanistik belaka. Oleh karena itu, dalam kajian spiritualitasnya, kalangan injili perlu mengalibrasi ulang dari sudut pandang dan penekanan terhadap kebangkitan Kristus.
Di sisi lain, pembicaraan mengenai kebangkitan Kristus juga tentu saja mempunyai relevansi yang bukan hanya berbicara di ranah pengajaran, doktrin dan apologetika. Pada dasarnya, jika kebangkitan Kristus merupakan hal yang sentral dalam kehidupan dan iman orang percaya, maka sudah seyogianya kebangkitan Kristus itu juga mempunyai signifikansi dalam kehidupan spiritualitas. Dari doktrin kebangkitan Kristus, ada beberapa signifikansi yang dapat dijabarkan antara lain, pertama, kebangkitan Kristus menunjukkan bahwa Kristus adalah Allah yang hidup dan berdaulat atas maut. Kedua, kebangkitan Kristus menunjukkan bahwa kehidupan orang percaya menjadi sebuah kehidupan yang memiliki persatuan dengan Kristus. Ketiga, kebangkitan Kristus menunjukkan dan menjadi bukti bahwa ada kebangkitan tubuh.
Adapun dari keseluruhan tulisan ini, penulis bertujuan untuk memberikan beberapa solusi dari problem-problem yang terdapat dalam spiritualitas injili dari perspektif kebangkitan Kristus. Penulis berharap bahwa pertanyaan utama dari penelitian ini—bagaimana doktrin kebangkitan Kristus dapat membantu menyelesaikan problem-problem dalam spiritualitas injili—dapat teratasi. Oleh karena itu, untuk membantu penulis dalam menjawab masalah ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif argumentatif. Dari metode ini, penulis mendapati beberapa hal signifikan dari kebangkitan Kristus dalam membantu menyelesaikan beberapa kecenderungan yang terdapat dalam spiritualitas injili.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kebangkitan Kristus memberikan tiga signifikansi dalam mengatasi beberapa kecenderungan dalam spiritualitas injili. Ketiga signifikansi tersebut ialah, pertama, melalui kebangkitan Kristus, kecenderungan spiritualitas injili dalam hal legalistik, dapat terselesaikan karena spiritualitas seharusnya memiliki relasi yang hidup sebagaimana Kristus yang telah bangkit dan hidup dari kematian-Nya. Kedua, dengan kebangkitan Kristus, spiritualitas injili yang tadinya mempunyai kecenderungan untuk bersifat individualistik, dapat diubahkan menjadi spiritualitas yang komunal. Signifikansi terakhir yang ditemukan ialah melalui kebangkitan Kristus, spiritualitas injili tidak lagi bersifat rasionalistik melainkan dapat bersifat holistik. Hal ini tentu saja dikarenakan, dengan adanya kebangkitan Kristus, memberi bukti bahwa tubuh sebagai bagian dari materiel menjadi sesuatu yang penting. Oleh karena itu, spiritualitas tidak lagi hanya sebatas konsep dan pemahaman belaka. Sebaliknya, spiritualitas juga perlu mempunyai keseimbangan dalam memberikan ruang dan perhatian bagi hal-hal yang bersifat materiel.