dc.description.abstract | Apakah orang Kristen dan Muslim menyembah Allah yang sama? Pertanyaan ini tentu menarik untuk dikaji di konteks Indonesia yang memiliki populasi umat Islam terbesar, karena hasil dari analisa ini akan berguna dalam kehidupan beragama antar kedua agama ini. Kebanyakan orang Kristen dan Muslim yang pragmatis memiliki asumsi bahwa kedua agama besar ini memiliki akar agama yang sama, yaitu bersumber dari iman Abraham, padahal asumsi ini belum tentu benar. Kalangan Islam sendiri meyakini bahwa Kristen dan Muslim memang menyembah Tuhan yang sama (QS. 29:46). Sementara itu, di kalangan Kristen terdapat beberapa kelompok yang telah berusaha memperdebatkan pertanyaan ini dengan serius. Salah satunya adalah Miroslav Volf seorang teolog injili yang meyakini bahwa Muslim dan Kristen menyembah Allah yang sama. Dia juga meyakini bahwa semakin adanya kesamaan maka konflik antar agama akan semakin kecil dan menciptakan perdamaian. Dia membangun gagasan kesamaan penyembahannya dengan tiga pendekatan. Namun gagasan ini berpotensi menimbulkan kebingungan secara teologis maupun praktis.
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah meninjau kembali pendekatan yang ditawarkan oleh Volf, sekaligus memberikan jawaban yang bertanggung jawab secara teologis dan akademis, bukan sekedar jawaban pragmatis. Argumentasi dasar tulisan ini adalah Muslim dan Kristen memang tidak menyembah dan merujuk kepada Allah yang sama, jika berdasarkan teologi agama-agama injili yang meyakini bahwa penyembahan yang benar hanya melalui Yesus Kristus yang ditolak oleh Islam. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode riset literatur. Penulis akan menjelaskan gagasan kesamaan penyembahan melalui buku Volf: Allah: A Christian Response. Penulis juga akan menggunakan sumber-sumber teologi agama-agama dari penulis-penulis injili. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan kesamaannya adalah bermasalah, sebab teologi agama-agama injili mengajarkan bahwa penyembahan yang benar hanya kepada Yesus Kristus sebagai adalah Allah, sehingga ketika Muslim menolak Yesus Kristus, mereka telah menolak Allah sepenuhnya. Muslim juga tidak bisa disebut merujuk kepada Allah, sebab mereka menolak untuk meyakini karakteristik paling dasar tentang Allah yang telah dinyatakan melalui Yesus. Implikasi dari penelitian ini adalah pendekatan penginjilan dan dialog antar agama melalui metode kesamaan penyembahan tampaknya harus dievaluasi kembali. Sebab tidak ada kesamaan yang dapat ditemukan oleh kedua agama ini. | en_US |