dc.description.abstract | Pendidikan inklusif merupakan sebuah sistem pendidikan yang sedang mendapatkan sorotan dan dukungan, terutama sejak dipeloporinya Education for All oleh UNESCO pada tahun 1990. Sistem pendidikan inklusif menjadi populer karena menjadi salah satu jalan keluar bagi eksklusif di dalam masyarakat—terutama bagi orang-orang dengan disabilitas yang selama ini termarginalisasi, dengan mengikutsertakan semua anak ke dalam komunitas pembelajaran umum, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Sistem pendidikan ini bertujuan untuk mendewasakan setiap anak, salah satunya melalui interaksi di dalam komunitas yang beragam, serta mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan di dalam masyarakat yang bervariasi. Tujuan ini pada hakikatnya selaras dengan tujuan pendidikan Kristen.
Melihat keselarasan ini, maka sekolah-sekolah Kristen seharusnya tidak menolak sistem pendidikan inklusif, melainkan menyikapinya dengan seksama—tidak menerimanya secara mentah-mentah, tetapi meneranginya dengan wawasan dunia Kristen. Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengonstruksi landasan filosofis dari pendidikan inklusif Kristen bagi anak dengan disabilitas yang berlandaskan Alkitab. Konstruksi filosofi alkitabiah ini dirancang berdasarkan pemahaman akan pendidikan inklusif secara umum yang ditinjau oleh pandangan Allah mengenai disabilitas, inklusivitas, dan pendidikan.
Sebagai landasan dasar, setiap manusia tanpa terkecuali merupakan imago Dei, sekalipun sekarang tercemar oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa. Maka dari itu, mereka yang memiliki disabilitas perlu diperlakukan setara dengan mereka yang tidak, yaitu melalui sikap inklusif. Inklusivitas di dalam Alkitab terlihat dari dinamika komunitas orang percaya—orang-orang termarginalisasi yang dirangkul oleh Yesus, serta termanifestasikan di dalam bentuk penerimaan dan hospitality. Maka dari itu, inklusivitas terhadap orang-orang yang memiliki disabilitas juga perlu diterapkan di dalam komunitas pembelajaran di sekolah-sekolah Kristen, yang bertujuan untuk mentransformasi para pelajarnya menjadi pengikut-pengikut Yesus yang dewasa. | en_US |