dc.description.abstract | Telah terjadi degradasi spiritual dari generasi ke generasi. Hal ini terlihat dari pergeseran nilai hidup dan makin banyak generasi muda yang meninggalkan gereja. Fenomena ini menarik perhatian para ahli untuk melakukan penelitian dan mengajukan konsep pembinaan iman yang sesuai dengan Alkitab, mengembalikan orang tua dan gereja pada peran masing-masing dalam pembinaan iman anak. Tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan karena sudah bertahun-tahun gereja mengambil alih semua peran dalam pembinaan iman anak. Budaya ini telah membangun persepsi tentang peran gereja dan orang tua dalam pembinaan iman anak. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian berkaitan dengan peran orang tua dan gereja dalam pembinaan iman anak. Dalam penelitian ini, gereja akan diwakili oleh guru sekolah minggu sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan pelayanan anak di gereja.
Pertanyaan riset yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Guru Sekolah Minggu GKKK Surakarta terhadap peran guru sekolah minggu dan orang tua dalam pembinaan iman anak?” Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif dasar. Dari penelitian yang dilakukan, penulis menemukan ada dua tema utama yang muncul, yaitu (1) tiga peran guru sekolah minggu dalam pembinaan iman anak, yaitu Pengajar, Gembala, dan Teladan; (2) lima peran orang tua dalam pembinaan iman anak, yaitu Teladan, Pendukung, Imam, Pengajar, dan Teman.
Penelitian ini mengungkap persepsi partisipan terhadap peran guru sekolah minggu dan orang tua dalam pembinaan iman anak. Secara konseptual, orang tua dianggap sebagai yang paling sentral, tetapi dalam praktiknya, mereka diharapkan untuk memainkan peran pendukung saja, sementara guru sekolah minggu memainkan peran utama. Temuan ini mengonfirmasi fenomena yang telah diungkapkan dalam berbagai penelitian terdahulu, tetapi bertentangan dengan perspektif Alkitab dan tinjauan literatur yang ada. | en_US |