dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menolong gereja pada masa kini kembali kepada gaya hidup yang telah dihidupi oleh gereja mula-mula, yaitu gereja yang hidup dalam pelayanan kasih. Dalam hal ini, penting untuk gereja melihat konsep dasar yang membentuk pelayanan kasih menjadi gaya hidup dalam konteks jemaat mula-mula di tengah berbagai kendala yang dihadapi pada masa itu. Faktanya, ditemukan bahwa Paulus mengajarkan jemaat-Nya untuk menghidupi konsep pietas dan caritas dalam kehidupan berjemaat. Penghidupan konsep pietas dan caritas pada masa itu mendorong pelayanan kasih menjadi sebuah gaya hidup dalam komunitas umat percaya. Diharapkan, di tengah berbagai kendala yang juga dihadapi oleh gereja masa kini dalam menghidupi pelayanan kasih, gereja dapat mengatasinya dengan menghidupi kembali konsep pietas dan caritas dalam kehidupan berjemaat.
Penelitian ini menggunakan dua metode: Pertama, studi eksegetikal-historikal, guna menggali konsep pietas dan caritas yang murni berdasarkan konteks pada masa itu dan juga menggali elemen-elemen apa yang terdapat dalam konsep pietas dan caritas yang Paulus bawa dalam suratnya. Hasil studi eksegetikal-historikal diharapkan dapat menolong penulis dalam membentuk upaya-upaya yang dapat dilakukan gereja dalam mengembalikan pelayanan kasih sebagai gaya hidup. Kedua, studi literatur untuk menggali kendala-kendala yang dihadapi oleh gereja masa kini dalam menghidupi pelayanan kasih.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menolong gereja untuk membawa pelayanan kasih menjadi gaya hidup dalam kehidupan umat percaya, melalui rangkaian upaya yang penulis rangkum berdasarkan tiga elemen yang terdapat dalam konsep pietas dan caritas yang Paulus bawa, yaitu pemahaman, pertobatan, dan tindakan. Pemahaman merupakan dasar dari tindakan pelayanan kasih yang berdasar pada pengetahuan yang benar akan Allah. Pertobatan berkaitan dengan hati yang baru yang tenggelam dalam kasih anugerah Allah dalam melakukan pelayanan kasih. Tindakan merupakan langkah konkret yang lahir dari pemahaman yang benar dan hati yang baru oleh pertobatan, sehingga akhirnya pelayanan kasih tidak hanya berhenti pada rasa empati dalam hati ataupun pengetahuan, tetapi berbuah melalui tindakan yang natural. | en_US |