dc.description.abstract | Fenomena pernikahan tanpa anak saat ini kian marak terjadi di Indonesia. Keberadaan fenomena ini tidak hanya memengaruhi tujuan pernikahan pada umumnya, tetapi juga tujuan di dalam pernikahan Kristen. Saat ini tidak jarang orang-orang mulai mempertanyakan tentang keharusan untuk memiliki anak di dalam pernikahan. Pada akhirnya timbul sebuah pertanyaan utama, apakah anak merupakan tujuan yang terdapat di dalam pernikahan Kristen dan perlu dicapai oleh orang-orang percaya? Penelitian ini bertujuan menemukan kebenaran bagi para pasangan Kristen di tengah fenomena pernikahan tanpa anak. Dengan demikian, para pasangan Kristen diharapkan dapat memahami dan memenuhi tujuan prokreasi yang terdapat di dalam pernikahan Kristen.
Penulis akan melakukan analisis terhadap fenomena pernikahan tanpa anak dengan menggunakan pendekatan etika Kristen. Secara spesifik, metode triperspectival dari John Frame akan menjadi metode yang digunakan di dalam penelitian ini. Hipotesis dari penelitian ini adalah pernikahan tanpa anak merupakan hal yang keliru. Oleh karena itu, setiap pasangan Kristen perlu menyadari bahwa mereka dipanggil untuk memenuhi tujuan prokreasi yang terdapat di dalam pernikahan Kristen.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis akan memaparkan fenomena pernikahan tanpa anak, mulai dari terminologi, faktor-faktor yang mempengaruhi hingga pengaruhnya pada pernikahan masa kini. Penulis juga akan memaparkan metode triperspectival yang akan digunakan penulis untuk meninjau fenomena pernikahan tanpa anak. Di akhir penelitian ini, penulis juga akan menawarkan suatu bentuk pelayanan pastoral yang dapat digunakan untuk melayani pasangan-pasangan Kristen yang mengalami pernikahan tanpa anak. | en_US |