Show simple item record

dc.contributor.advisorAlinurdin, David
dc.contributor.authorDina, Septiani
dc.date.accessioned2024-06-11T06:48:48Z
dc.date.available2024-06-11T06:48:48Z
dc.date.issued2022-11
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1642
dc.description.abstractDi kalangan orang Kristen, fakta bahwa adanya orang-orang yang meninggalkan iman mereka telah menimbulkan kebingungan bahkan tidak jarang menimbulkan perdebatan antara dua kelompok yang memiliki pandangan berbeda. Masih jelas di ingatan kita berita yang beredar beberapa tahun lalu tentang dua hamba Tuhan terkenal yang meninggalkan iman mereka kepada Kristus, yaitu Joshua Harris dan Paul Maxwell. Bukti-bukti kasus semacam ini telah menimbulkan pertanyaan di kalangan orang Kristen, “Apakah seseorang yang telah percaya kepada Kristus dapat sewaktu-waktu kehilangan keselamatannya?” “Apakah berbalik dari iman atau yang biasa dikenal dengan istilah murtad merupakan bahaya yang benar-benar nyata bagi orang percaya?” “Apakah seseorang yang telah percaya tetapi jatuh ke dalam dosa tetap diselamatkan ataukah kehilangan keselamatannya?” Pemikiran bahwa ada dosa yang mengancam keselamatan seseorang dapat membawa orang percaya pada pandangan ekstrem bahwa jika seseorang yang telah percaya dan tetap hidup dalam dosa, ia dapat kehilangan keselamatannya. Pada sisi lain ada juga pandangan lain yang mengatakan bahwa keselamatan itu anugerah yang diterima sekali untuk selamanya. Pandangan ini percaya bahwa Allah tidak akan pernah mengizinkan orang-orang yang telah beriman kepada Kristus untuk meninggalkan imannya. Karena itulah, pemahaman mengenai ketekunan orang percaya adalah salah satu doktrin yang menentukan dari teologi Reformed. Jika diperhatikan, salah satu penyebab munculnya kebingungan dan perdebatan seperti ini di kalangan Kristen adalah adanya kekeliruan dalam memahami peringatan-peringatan dalam Alkitab, salah satunya peringatan dalam Ibrani 10:26–39. Karena itu menurut penulis, pemahaman dan keyakinan akan jaminan keselamatan sangat perlu dimiliki oleh setiap orang percaya karena dengan begitu orang percaya dapat mempertanggungjawabkan imannya dengan tepat serta dapat memaknai bagian-bagian peringatan seperti ini juga dengan tepat. Demi mendapatkan pemahaman yang tepat dan seimbang antara peringatan dan jaminan yang perlu dimiliki oleh setiap orang percaya, dalam penelitian ini penulis akan menguraikan hasil eksegesis dari teks Ibrani 10:26–39 serta menguraikan dasar-dasar Alkitab mengenai peringatan dan jaminan yang ada dalam teks ini. Semua penjelasan yang akan penulis uraikan diharapkan dapat memberi pemahaman yang tepat kepada para pembaca bahwa panggilan untuk bertekun diberikan agar setiap orang percaya bertanggung jawab dengan imannya, bukan sebagai ancaman terhadap keselamatan.en_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjectWarningen_US
dc.subjectWarrantyen_US
dc.subjectAssuranceen_US
dc.subjectPerseveranceen_US
dc.subjectHebrewsen_US
dc.titlePeringatan dan Jaminan: Studi Eksegetikal Terhadap Ibrani 10:26–39en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn2312038002
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20181041521


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record