dc.description.abstract | Perumpamaan adalah salah satu bentuk sastra yang sering dipakai oleh Tuhan Yesus dalam menyampaikan pengajaran-Nya selama di dunia. Perumpamaan adalah sebuah genre yang istimewa dan khas karena mengandung kebenaran yang dikemas secara sederhana dan mudah dimengerti. Bagi sebagian besar pengkhotbah perumpamaan menjadi salah satu pengajaran yang sulit untuk dibawakan. Kesulitan tersebut meliputi adanya perbedaan konteks budaya antara zaman itu dengan masa kini menyulitkan pengkhotbah dalam memahami teks dan cara menyampaikan perumpamaan, selain itu juga beragamnya bentuk perumpamaan yang memengaruhi metode khotbah apa yang tepat untuk membawakan khotbah perumpamaan, dst. Maka dari itu, melalui penelitian ini penulis akan menyelidiki bagaimana cara mengkhotbahkan perumpamaan Tuhan Yesus dengan baik dan tepat pada masa kini?
Dalam pembahasan penelitian ini, penulis membatasinya hanya pada mengkhotbahkan perumpamaan yang berbentuk cerita. Bentuk cerita dalam perumpamaan yang secara umum disebut juga sebagai Story Parable atau Example Parable. Penulis menggunakan beberapa metode dalam penelitian ini. Pertama, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif melalui studi kepustakaan (literature research) dengan beberapa dukungan sumber meliputi Alkitab, jurnal, internet, artikel, mau pun buku-buku. Kedua, penulis menggunakan metode eksegesis untuk teks Lukas 12:13–21 dan sumber yang digunakan untuk melakukan eksegesis ini berasal dari teks Alkitab, commentary, dan beberapa buku pendukung lainnya. Sebelum menjawab pertanyaan utama di atas, ada beberapa hal yang perlu dibahas terlebih dahulu, yaitu model-model khotbah yang umum digunakan untuk mengkhotbahkan perumpamaan, unsur-unsur di dalam perumpamaan Tuhan Yesus, dan mengaplikasikannya dalam perumpamaan Lukas 12:13–21 sebagai contoh untuk mengkhotbahkan perumpamaan.
Perumpamaan memang memiliki berbagai macam cara untuk dikhotbahkan. Setiap model khotbah dapat menjadi alternatif, hanya saja para pengkhotbah perlu memerhatikan catatan yang diberikan sehingga perumpamaan tersebut dapat diuraikan dengan tepat dan dikhotbahkan dengan baik. Perumpamaan Tuhan Yesus juga mempunyai unsur-unsur sastra di dalamnya yang perlu dimunculkan oleh para pengkhotbah agar para pendengar dapat merasakan suasana dan makna dari perumpamaan tersebut. | en_US |