Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorYohanes
dc.date.accessioned2024-05-30T07:56:36Z
dc.date.available2024-05-30T07:56:36Z
dc.date.issued2022-10-23
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1638
dc.description.abstractRitme sabat memegang kunci yang penting dalam pelayanan. Jika seseorang memiliki ritme sabat yang dijalani maka ini akan terus menyegarkan jiwa, menopang dan memberikan kekuatan di tengah pelayanan yang melelahkan. Sayangnya, sejak dari seminari, hamba Tuhan mungkin kurang memperoleh penekanan khusus akan pentingnya ritme sabat. Burn-out dianggap sebagai hal lumrah atau biasa terjadi dan dialami oleh banyak hamba Tuhan, padahal ini adalah masalah serius dalam kehidupan pelayanan. Harusnya burn-out dapat terhindarkan. Masalah utamanya adalah kelelahan secara fisik dan spiritual akibat ketidakmampuan berhenti (beristirahat) dari tugas dan pekerjaan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau signifikansi seorang hamba Tuhan untuk memiliki ritme sabat yang benar dalam kehidupan pelayanannya melalui perspektif teladan ritme sabat yang dilakukan Yesus ketika berada di dunia. Melalui tinjauan ini, diharapkan hamba Tuhan dapat melihat dampak penting ritme sabat bagi kesehatan fisik dan spiritual (termasuk jiwa di dalamnya) dalam pelayanan. Hipotesis dari penelitian ini adalah ritme sabat yang dijalani sebagai gaya hidup memiliki peran penting bagi kesehatan fisik dan kehidupan spiritualitas seorang hamba Tuhan. Ritme sabat juga memiliki pengaruh terhadap bagaimana seorang hamba Tuhan dapat bertahan di tengah pelayanan yang penuh tekanan, tetapi tetap terpaut dengan Allah. Untuk mencapai tujuan penulisan ini, penulis akan meneliti makna sabat dari PL, Yudaisme, dan PB. Penulis kemudian melakukan eksegesis dari lima teks dalam Injil Markus yang mencatat mengenai ritme sabat yang Yesus lakukan di tengah-tengah pelayanan-Nya. Terakhir penulis mengimplikasikan ritme sabat itu ke dalam kehidupan pelayanan hamba Tuhan. Hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah ketika seorang hamba Tuhan memelihara ritme sabat dalam kehidupan pelayanannya dan menjadikan ritme sabat bagian dari liturgi keseharian hidupnya, kesehatan fisik dan spiritualitasnya di dalam pelayanan akan terjaga. Ritme sabat dapat menjaga hamba Tuhan dari rasa lelah pelayanan dan kekeringan spiritualitas. Karena di dalam ritme sabat, rasa lelah dan kekeringan spiritualitas itu disegarkan kembali oleh Allah sendiri. Waktu yang dihabiskan bersama Allah ini membawa dampak besar bagi kehidupan pelayanan seorang hamba Tuhan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherSekolah Tinggi Teologi SAAT Malangen_US
dc.subjectSabaten_US
dc.subjectRitme Sabaten_US
dc.subjectSpiritualitasen_US
dc.subjectYesusen_US
dc.subjectMarkusen_US
dc.titleTinjauan Terhadap Ritme Sabat Yesus dalam Injil Markus dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Spiritualitas Hamba Tuhanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77201
dc.identifier.nim20181041525


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record