dc.description.abstract | Panggilan untuk memuridkan (disciple-making) diberikan langsung oleh Yesus Kristus di dalam Amanat Agung (Mat. 28:19-20) kepada seluruh orang percaya untuk dapat dilaksanakan hingga akhir zaman. Yesus tidak hanya memberikan perintah, tetapi Dia juga memperlengkapi seluruh umat percaya dengan karunia-karunia rohani yang dicurahkan melalui Roh Kudus. Panggilan pemuridan ini tidak hanya ditujukan bagi para hamba Tuhan, tetapi setiap jemaat gereja juga dipanggil untuk menjadi pemurid kaum awam. Hamba Tuhan dan para pemurid kaum awam dapat berkolaborasi untuk panggilan pemuridan melalui kelompok kecil. Di dalam kelompok kecil, pemurid awam dapat membimbing saudara-saudaranya untuk menghidupi kemuridan mereka sesuai dengan perintah Allah. Perjalanan pemuridan di dalam kelompok kecil penuh dengan kedinamisan dan tidak jarang para pemurid kaum awam menemukan sejumlah kendala dalam proses memuridkan jemaat gereja.
Studi ini berfokus untuk mengeksplorasi perspektif pemurid kaum awam terhadap kendala-kendala yang dihadapi di dalam proses memuridkan jemaat gereja melalui kelompok kecil. Di samping itu, penelitian ini juga mencari tahu solusi-solusi yang telah dijalankan oleh para pemurid kaum awam untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Penelitian ini dilakukan di Gereja X di Kota Medan, yang sejak tahun 2018, telah memulai proses pemuridan jemaat melalui kelompok kecil dengan melibatkan pemurid kaum awam. Metode penelitian kualitatif dasar diterapkan untuk penggalian dan pengolahan informasi dari delapan orang partisipan yang mengambil bagian di dalam riset ini.
Temuan dari penelitian ini disimpulkan dalam empat tema: (1) peranan hamba Tuhan yang belum optimum, (2) kompetensi pemurid yang tidak memadai, (3) anggota kelompok yang tidak proaktif, dan (4) sistem pemuridan yang tidak siap dilakukan secara virtual. | |