dc.description.abstract | Perjamuan Kudus pada masa kini mengalami bahaya degradasi. Pelaksanaan Perjamuan Kudus melalui cara pelaksanaan yang tidak benar dan pengaruh konsep yang salah telah mengakibatkan desakralisasi sakramen tersebut. Akibatnya, jemaat tidak bertumbuh, sekalipun mereka setia mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Gereja dengan pemimpin dan jemaat yang demikian akan sekadar menjadi lapangan permainan kebutuhan sosial dan ajang ekspresi diri yang subjektif. Khususnya bagi gereja-gereja Protestan reformed, yang mestinya berpegang pada ajaran bapa gereja John Calvin, pelaksanaan Perjamuan Kudus perlu dikaji ulang, karena pelaksanaan Perjamuan Kudus dalam gereja jauh dari konsep yang dikemukakan oleh Calvin. Pengertian doktrin Calvin tidak terwujud dalam praksis kehidupan gereja. ... Berikut ini kita mencoba untuk melihat hakekat Perjamuan Kudus. Dalam hal ini penulis akan mengikuti doktrin Perjamuan Kudus seperti yang dikemukakan oleh Calvin. Mengapa mengikuti Calvin? Karena dalam keyakinan penulis, teologi Perjamuan Kudus Calvin adalah teologi Perjamuan Kudus yang cukup seimbang antara dimensi materi dan dimensi spiritualnya. Lagi pula, doktrin Calvin merupakan doktrin yang paling konsisten dalam semua bagiannya. Alasan terakhir adalah karena doktrin Calvin adalah warisan yang berharga selama ini ditinjau dari sudut historis, teologis dan biblikal. Dalam tulisan ini, kita akan melihat apa hakikat Perjamuan Kudus, perdebatan dalam konsep kehadiran Kristus dan dampak Perjamuan Kudus terhadap orang percaya yang mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Dalam terang pengertian doktrin Perjamuan Kudus Calvin ini, kita mencoba melihat pelaksanaan yang benar dari Perjamuan Kudus dalam kehidupan gereja. Pelaksanaan Perjamuan Kudus yang benar dalam gereja akan mengembalikan kedalaman dan berkat yang melimpah pada waktu kita menjalankan Perjamuan Kudus. | en_US |