Kajian terhadap Gereja Daring menurut Doktrin Ekklesiologi Reformed
Abstract
Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun terjadi sangat cepat, dan keberadaannya semakin membantu manusia melakukan pekerjaan dengan lebih efektif. Salah satu contohnya adalah dalam hal komunikasi: keberadaan internet memungkinkan orang saling berkirim pesan dalam hitungan detik. Saat ini, semakin banyak orang yang menggunakan internet, dan bahkan menjadi salah satu kebutuhan utama pada masa kini. Hal ini karena internet bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah gereja daring.
Gereja daring dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pure digital church dan hybrid digital church. Pure digital church adalah gereja daring tanpa pertemuan tatap muka. Sementara hybrid digital church adalah gereja daring dengan pertemuan tatap muka. Tak hanya manfaat, gereja daring juga memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, gereja daring perlu dikaji untuk melihat apakah keberadaannya sesuai dengan doktrin gereja.
Penelitian ini akan mengkaji gereja daring dengan menggunakan perspektif doktrin ekklesiologi reformed untuk menemukan apakah gereja daring merupakan gereja atau bukan. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi kepustakaan yang membandingkan berbagai sumber baik mengenai gereja daring maupun doktrin gereja dalam perspektif reformed. Dalam penelitian ini penulis mendapati bahwa secara prinsip, kedua jenis gereja daring, baik pure digital church ataupun hybrid digital church, adalah gereja. Akan tetapi, pure digital church bukan gereja yang utuh karena tidak dapat melakukan baptisan dan perjamuan kudus yang merupakan tanda gereja.