dc.contributor.advisor | Tanudjaja, Rahmiati | |
dc.contributor.author | Tjandra, Andrew Kurniawan | |
dc.date.accessioned | 2022-06-30T03:27:00Z | |
dc.date.available | 2022-06-30T03:27:00Z | |
dc.date.issued | 2021-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1498 | |
dc.description.abstract | Dunia Hermeneutika dan Homiletika terus berkembang sampai saat ini. Berbagai pendekatan muncul untuk menafsirkan Alkitab dan menyampaikannya kepada umat Allah. Pendekatan untuk melihat Kristus sebagai tokoh sentral dalam Alkitab menjadi pendekatan yang memberikan dampak besar bagi umat Kristen, khususnya kaum injili. Redemptive-Historical View (RHV) atau yang juga dikenal sebagai penafsiran Kristosentris adalah salah satu pendekatan yang dipegang oleh beberapa ahli homiletika. Salah satu ahli yang berpegang pada pandangan ini adalah Sidney Greidanus. Menurutnya, penafsiran yang tepat adalah ketika seorang penafsir dapat menempatkan teks Alkitab pada kerangka sejarah penebusan yang dikerjakan oleh Kristus. Di sisi lain, banyak ahli juga menentang RHV baik secara teologis, maupun secara metode penafsirannya. Abraham Kuruvilla adalah salah seorang yang menentang RHV. Menurutnya, Kristus harus dinyatakan dalam kerangka teladan sempurna yang melakukan setiap tuntutan ilahi. Inilah yang disebut dengan pendekatan Kristikonik. Kedua pandangan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memberitakan Kristus dalam sebuah khotbah, tetapi mereka memiliki perbedaan yang juga layak untuk diteliti kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kedua pendekatan hermeneutika tersebut. Perbandingan ini dimaksudkan untuk melihat lebih detail baik kekuatan maupun kelemahan dari masing-masing pandangan. Perbandingan dari kedua pandangan ini juga akan diterapkan pada teks Kejadian 22:1-19. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan analitis dengan menggunakan berbagai sumber literatur, baik dalam bentuk buku maupun jurnal-jurnal akademis. Penelitian ini akan diawali dengan pemaparan dasar teologi, pengertian, prinsip dan metode dari masing-masing pandangan. Kemudian akan dilanjutkan dengan penerapan metode mereka ke dalam penafsiran Kejadian 22:1-19. Pada bagian akhir, penulis akan menganalisis masing-masing pandangan dengan juga melihat pandangan dari para ahli lainnya. Pada akhir dari penelitian ini, akan dijelaskan kesamaan dan perbedaan RHV dengan Kristikonik. Selanjutnya, akan dijelaskan beberapa kekuatan dan juga kelemahan dari masing-masing pandangan. Hasil penelitian ini tidak berusaha memilih pandangan mana yang benar dan salah, tetapi melihat bahwa kedua pandangan ini dapat saling melengkapi dalam melihat teks dan mengkhotbahkannya. | en_US |
dc.publisher | Sekolah Tinggi Teologi SAAT Malang | en_US |
dc.subject | hermeneutika | en_US |
dc.subject | Kristosentris | en_US |
dc.subject | Sidney Greidanus | en_US |
dc.subject | Kristikonik | en_US |
dc.subject | Abraham Kuruvilla | en_US |
dc.subject | Kejadian 22:1-19 | en_US |
dc.title | Studi Komparasi Hermeneutika Redemptive-Historical Menurut Sidney Greidanus dengan Kristikonik Menurut Abraham Kuruvilla dan Implikasinya bagi Penafsiran Kejadian 22:1-19. | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dcterms.references | Solihin, Benny. 7 Langkah Menyusun Khotbah yang Mengubah Kehidupan: Khotbah Ekspositori. Malang: Literatur SAAT, 2009. | |
dcterms.references | Sulistio, Thio Christian. “Identitas Kaum Injili dan Perannya dalam Memperkembangkan Teologi.” STULOS: Jurnal Teologi 18, no. 1 (Januari 2020): 1-25. | |
dc.identifier.nidn | 2322015701 | |
dc.identifier.kodeprodi | 77201 | |
dc.identifier.nim | 20151041426 | |