Show simple item record

dc.contributor.advisorGunawan, Suliana
dc.contributor.authorElly
dc.date.accessioned2022-05-19T07:15:53Z
dc.date.available2022-05-19T07:15:53Z
dc.date.issued2011-01
dc.identifier.urihttp://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1488
dc.description.abstractSekolah Minggu (SM) seharusnya menjadi suatu wadah yang sangat penting bagi anak-anak untuk mendapatkan pengajaran yang benar tentang Allah, dalam pertumbuhan spiritualitas mereka. Namun, realitasnya SM masa kini tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Anak-anak SM masa kini tidak mengalami perubahan signifikan yang menunjukkan bahwa mereka telah hidup di dalam Kristus dan siap untuk menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan godaan dan penyesatan. Salah satu inti permasalahan dalam problematika ini disebabkan oleh Guru Sekolah Minggu (GSM). GSM masa kini mempunyai peran yang sangat penting di dalam pelayanan SM, yaitu sebagai pendidik kerohanian anak dan gembala anak yang selalu memelihara dan menuntun anak-anak kepada jalan kebenaran. Namun, dalam realitasnya, banyak GSM yang tidak mengerti perannya tersebut. Selain itu, juga masih banyak GSM yang tidak mengerti konsep-konsep atau doktrin Alkitab dengan baik, dan GSM tidak konsisten di dalam memupuk kehidupan kerohanian mereka. Dampak dari semua problematika ini menyebabkan, GSM tidak mengajar tepat sasaran sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh firman Tuhan, pengajaran lebih banyak hanya bersifat moral; kegiatan dalam SM membosankan dan tidak membuat anak-anak tertarik untuk mendengarkan firman Tuhan. Bila hal ini terus diabaikan, dapat memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi perkembangan spiritualitas anak. Oleh sebab itu, gereja harus segera mengambil tindakan untuk menyikapi problematika ini. Salah satu tindakan yang dapat diambil oleh gereja adalah dengan memberikan pembinaan GSM secara holistik. Menimbang, bahwa GSM perlu mengalami kebangunan rohani, pertumbuhan intrapersonal, dan keterampilan dalam mengajar. Dengan puncak tujuan dari pembinaan GSM secara holistik ini adalah, agar guru-guru SM menjadi semakin seperti Kristus, dan semakin mengerti peranannya di dalam SM. Studi eksegesis Injil Matius 18:6-11, akan menjadi dasar firman Tuhan yang mengingatkan para GSM, bahwa pelayanan anak yang mereka lakukan di dalam SM, adalah pelayanan yang sangat penting di mata Tuhan. Yuhan Yesus menegur dengan keras setiap orang yang tidak memperhatikan pengajarannya dan membuat salah seorang dari anak kecil yang imannya masih lemah menjadi tersesat. Di mata Tuhan Yesus, anak anak kecil ini sangat berharga. Melalui studi eksegesisi ini, diperoleh prinsip-prinsip rohani dari Matius 18:6-11 yang dapat diterapkan oleh GSM dalam pertumbuhan pribadi dan pelayanan mereka di SM, sehingga dapat dihasilkan SM yang berpusat pada anak (Child-centerd), pada Alkitab (Bible-centered) dan pada Kristus (Christ-centered).en_US
dc.publisherSeminari Alkitab Asia Tenggara Malangen_US
dc.subjectGuru Sekolah Mingguen_US
dc.subjectpengajaranen_US
dc.subjectproblematikaen_US
dc.subjectpembinaanen_US
dc.subjectholistiken_US
dc.titleStudi eksegesis Injil Matius 18:6-11 dan implikasinya bagi pembinaan guru sekolah Minggu secara holistiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi77201


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record